Kasus DBD di Tengah Pandemi: Tercatat 53, 600 Kasus, Jabar Tertinggi

Kasus DBD di Tengah Pandemi: Tercatat 53, 600 Kasus, Jabar Tertinggi

Dedi Sutiadi
2020-05-09 08:48:20
Kasus DBD di Tengah Pandemi: Tercatat 53, 600 Kasus, Jabar Tertinggi
Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD). (Gambar: Istimewa)

Kasus demam berdarah dengue (DPD) di tengah suasa sana pandemi di Indonesia cukup tinggi dan masih terus bertambah. Tercatat pada Jumat 8 Mei 2020 ada sekitar 53 ribu kasus DBD di seluruh Indonesia. 

"Total kasus di Indonesia ada 53.660 orang," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Medcom.id , Sabtu, 9 Mei 2020.

Nadia menyebut kasus tertinggi DBD berada di wilayah Jawa Barat dengan angka 6, 337 kasus. Sementara posisi kedua ditempai Bali dengan angka 6,050 kasus. Posisi tertingga ketiga berada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan angka 5,123 kasus. 

"Untuk DKI Jakarta ada 2.288 kasus, sedangkan kasus paling sedikit di Maluku dengan 11 kasus," ujar Nadia.

Angka kematian DBD juga meningkat. Tercatat, 322 orang meninggal akibat virus yang dibawa nyamuk aedes aegypti itu.

"Kasus meninggal terbanyak ada di NTT dengan 52 korban," ujar Nadia.

Namun korban meninggal disebabkan DBD terbanyak ada di wilayah Jawa Tengah, yakni terdapat 39 korban jiwa. Sementara Jawa Timur sebanayak 38 jiwa, dan Jawa Barat sebanyak 33 jiwa. 

"Untuk DKI Jakarta sejauh ini belum ada korban," ucap Nadia.

Dia mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat memasuki musim pancaroba. Selain itu masyarakat diajak aktif memberantas sarang nyamuk dan membersihkan genangan air.

"Sehingga nyamuk tidak berkembang biak dan menularkan DBD," kata Nadia.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30