Kepala Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan pembuatan vaksin COVID-19 membutuhkan dana yang sangat besar, bahkan dana yang dibutuhkan bisa mencapai Rp10 miliar.
"Kalau yang ditugaskan kepada Eijkman untuk membuat vaksin harus diselesaikan dalam waktu 12 bulan mungkin kalau total anggarannya antara Rp5 miliar sampai Rp10 miliar," katanya kepada wartawan, Selasa 5 Mei 2020.
"Uji klinis lama harus skala kecil maupun skala besar, tunggu responsnya beberapa minggu, berapa bulan jadi tidak tidak bisa dipercepat, ya paling itu bisa dipercepat jumlahnya tidak terlalu banyak," ucapnya.
Bahkan Amin mengatakan jika mengikuti prosedur penelitian secara normal membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun sampai akhirnya bisa diaplikasikan ke manusia.
"Kalau prosedur normal, uji klinis itu bisa mencapai 3 sampai 5 tahun karena melibatkan ribuan orang," imbuhnya.
Saat ini, pemerintah sudah mengucurkan dana sebesar Rp5 miliar untuk penelitian tahap I pembuatan vaksin COVID-19.
Pada tahal awal, Eijkman telah memberikan data terkait genom hasil penelitian kepada Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Dikatakan ini menjadi awal mula menemukan terobosan vaksin COVID-19 ini.
Eijkman melaporkan tiga hasil Whole F genome sequences virus corona yang sudah diisolasi dari pasien berbeda kepada satu lembaga internasional GISAD.
"Hasilnya belum keluar karena ini membutuhkan waktu beberapa hari untuk bisa mengidentifikasi," ujarnya.