Tidak Termakan Zaman, Ini 5 Tradisi Warisan Nenek Moyang di Jawa Tengah yang Masih Dilakukan

Tidak Termakan Zaman, Ini 5 Tradisi Warisan Nenek Moyang di Jawa Tengah yang Masih Dilakukan

Dedi Sutiadi
2020-05-05 11:15:00
Tidak Termakan Zaman, Ini 5 Tradisi Warisan Nenek Moyang di Jawa Tengah yang Masih Dilakukan
Ilustrasi tradisi siraman. (Foto: Istimewa)

Tradisi atau budaya merupakan warisan nenek moyang yang masih tetap dijaga dan dilestarikan. Indonesia memang termasuk Negara dengan budaya terbanyak di Dunia dengan jumlah budaya mencapai 7241 karya budaya.

Di Jawa tengah sendiri terdapat cukup banyak tradisi yang masih sering dilakukan. Kebanyakan dari tradisi tersebut, tergolong cukup unik yang harus dilestarikan. Beberapa diantaranya bahkan ada yang melibatkan banyak orang. Ada juga yang diselenggarakan hingga berhari-hari lamanya. Berikut Lima budaya Jawa Tengah yang masih eksis sampai sekarang:

Pertama, Upacara Pernikahan (Siraman) Tradisional Khas Jawa. Pernikahan adat jawa sudah dikenal unik dan juga sakral. Pada upacara ini biasanya terdapat banyak tahapan. Diantaranya seperti siraman, srah-srahan, upacara ngerik, midodareni, panggih atau temu, dan lainnya. Hingga saat ini, upacara tersebut masih sering dilakukan oleh masyarakat sekitar.  

Kedua, Upacara Turun Temurun Kenduren. Kenduren adalah upacara adat yang dikenal juga dengan istilah selametan. Upacara ini diadakan turun temurun sebagai acara peringatan doa bersama. Pada abad ke-16 terjadi akulturasi budaya yang membuat upacara mengalami perubahan. Sementara, Doa hindu/budha yang dulu digunakan pada acara ini, kini diganti dengan doa Islam. Sesaji pun sudah tidak digunakan lagi pada upacara kenduren saat ini.

Ketiga, Upacara Adat Kebo-keboan. Upacara ritual kebo-keboan biasanya dilakukan oleh mayoritas petani. Upacara ini dilakukan untuk menolak musibah dan bala pada tanaman para petani. Upacara ini memiliki harapan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sehingga mampu menghasilkan panen yang sangat memuaskan.

Keempat, Tradisi Unik Sekaten. Tradisi upacara Sekaten ini merupakan peringatan lahirnya Nabi Muhammad Saw. Acara ini biasanya diadakan dalam kurun tujuh hari. Upacara akan diselenggarakan dengan penabuhan dua gamelan dari keraton. Lalu diakhiri dengan tradisi grebeg gunungan pada tanggal 12 Maulud.

Kelima, Tradisi Upacara Ruwatan. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan atau meruwat seseorang dari nasib buruk, kesialan dan memberi keselamatan.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30