Umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa aramadan tak hanya itu saja ramadhan adalah bulan penuh berkah. Di dalamnya bertaburan pahala berlimpah. Wajar jika di bulan berkah, Baginda Nabi saw. menganjurkan setiap Muslim banyak bersedekah. Beliau sendiri mencontohnkan demikian.
Sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Abbas ra., "Baginda Nabi saw. adalah orang yang amat dermawan. Beliau jauh lebih dermawan lagi selama Bulan Ramadhan."(HR al-Bukhari dan Muslim).
Tak hany itu saja bahkan kedermawanan Baginda Nabi saw.-di luar Ramadhan-antara lain tampak pada hadis riwayat Jabir ra., "Tak pernah sama sekali Rasulullah jika diminta sesuatu, lalu beliau berkata, 'Tidak.'" (HR al-Bukhari dan Muslim)
Anas ra. juga meriwayatkan, "Tidaklah Rasulullah saw. diminta sesuatu atas dasar Islam, melainkan beliau akan memberi. Seseorang pernah mendatangi beliau. Orang itu lalu beliau beri sekian banyak domba seperti yang ada di antara dua gunung (saking banyaknya, pen.). Lantas orang tersebut kembali kepada kaumnya seraya berkata, 'Kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam karena Muhammad itu biasa memberi orang lain seperti tak pernah takut jatuh miskin.'" (HR Muslim).
Tentang kedermawanan Baginda Nabi saw., Ibnu Rajab berkata, "Pada diri Baginda Nabi saw. terkumpul berbagai macam sifat dermawan. Beliau gemar berderma dengan ilmu dan harta. Beliau mengorbankan jiwa untuk memperjuangkan Islam yang beliau bawa. Beliau juga memberikan manfaat kepada umat dengan menempuh berbagai macam cara. Bentuk kemanfaatan yang beliau berikan adalah dengan memberi makan kepada orang yang lapar, menasihati orang yang bodoh, memenuhi hajat orang yang membutuhkan dan melepaskan beban orang yang kesulitan." (Ibnu Rajab al-Hanbali, Latha'if Al-Ma'arif, hlm. 293).
Namun tak hanya itu saja paslanya itu semua di luar Ramadhan. Tak terbayangkan bagaimana kedermawanan Baginda Nabi saw. selama Ramadhan. Sebabnya, kata beliau sendiri, setiap amal kebaikan di luar bulan Ramadhan saja dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT 10 sampai 700 kali lipat (HR Muslim). Termasuk sedekah.
Beliau pun menegaskan, "Tidaklah seorang hamba Mukmin bersedekah dengan harta yang baik-sementara Allah tidak akan menerima kecuali yang baik-baik dan tidak akan naik ke langit kecuali yang baik-baik-melainkan dia telah metakkan sedekah itu di tangan Allah. Allah akan melipatgandakan pahalanya sebagaimana seseorang di antara kalian menyemai benihnya atau memelihara anak unta. Jika itu berupa sebutir kurma, niscaya ia akan tumbuh sehingga menjadi seperti gunung yang sangat besar." (HR Ahmad, an-Nasa'i dan at-Tirmidzi).
Sekali lagi, itu jika sedekah dilakukan di luar Bulan Ramadhan. Apalagi di dalam Bulan Ramadhan. Sebabnya, Rasulullah saw. pernah ditanya oleh Sahabat, "Wahai Rasul, sedekah apa yang paling utama?" Beliau menjawab, "Sedekah pada Bulan Ramadhan." (HR at-Tirmdizi).
Karena itulah Imam Syafii berkata, "Saya sangat senang melihat banyak orang yang bertambah semangat mengulurkan tangan membantu orang lain pada bulan Ramadhan karena meneladani Rasulullah saw., juga karena manusia saat puasa benar-benar sangat membutuhkan bantuan. Pasalnya, banyak di antara mereka telah tersibukkan dengan puasa dan shalat sehingga sulit untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan mereka. Contoh ulama yang seperti itu adalah Qadhi Abu Ya'la dan ulama Hanbali lainnya." (Ibnu Rajab al-Hanbali, Latha'if al-Ma'arif, hlm. 301).
