Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang digemari di Sumatera Utara khususnya Kota Medan. Tidak sedikit, pemain asal sumatera utara menghiasi panggung sepakbola nasional hingga menjadi legenda.
Melimpahnya pemain berbakat dari Provinsi Sumatera Utara tentunya dibarengi banyak klub asal Sumatera Utara yang malang melintang di panggung sepakbola nasional. Salah satu klub yang paling dikenal asal Sumatera Utara adalah PSMS Medan.
PSMS Medan merupakan klub yang sarat sejarah di panggung sepakbola Nasional. Lahir sejak 21 April 1950, PSMS Medan sudah mencatatkan pasang surut prestasi di kompetisi Sepakbola di Indonesia mulai dari era perserikatan hingga berkonsep Liga Indonesia.
PSMS Medan di panggung sepakbola Nasional terkenal dengan permainan rap-rap berciri khas keras, cepat, dan ngotot. Mengenakan Kostum kebanggaan berwarna hijau serta lambang daun dan bunga tembakau Deli di dada menjadi impian para pesepakbola di Sumatera Utara. Dengan ciri permainan seperti itu, PSMS akhirnya dikenal dengan julukan “Ayam Kinantan
Berhome base di Stadion Teladan Medan yang berkapasitas mencapai 40 ribu penonton, membuat lawan PSMS gentar setiap bermain di Kota Medan. Pasalnya, nyanyian dari para pendukung fanatik PSMS siap meneror mental bertanding lawan PSMS.
Di era perserikatan, PSMS pernah menjadi satu klub yang paling ditakuti di panggung Sepakbola Indonesia. Berisikan skuad yang mumpuni dan mayoritas berasal dari Sumatera Utara membuat PSMS menjadi salah satu klub penyumbang pemain di level tim Nasional.
Namun demikian, di tahun ini PSMS Medan berlaga di Liga 2 Nasional atau satu tingkat dibawah Liga 1 yang menjadi kompetisi paling bergengsi di Indonesia. Bermodalkan skuad yang cukup mumpuni dan di bawah kepemimpinan Philip Hansen, PSMS Medan kini menatap asa menuju Liga 1 Nasional.
Kompetisi Liga 2 Nasional berhasil diawali PSMS dengan manis. Mencatat kemenangan 2-1 dari Tiga Naga, PSMS kini sudah memulai asa menuju Liga 1 Nasional. Namun disayangkan, kompetisi kini harus berhenti dikarenakan Pandemi Covid-19 yang membuat PSSI memutuskan menghentikan sementara waktu seluruh kompetisi Sepakbola.
Penulis: Stepanus Purba
Editor: Enda Tarigan
