Kejujuran Gadis Pemerah Susu yang Menyentuh Hati Khalifah Umar bin Khatab, Ini Kisahnya

Kejujuran Gadis Pemerah Susu yang Menyentuh Hati Khalifah Umar bin Khatab, Ini Kisahnya

Dedi Sutiadi
2020-04-25 15:16:02
Kejujuran Gadis Pemerah Susu yang Menyentuh Hati Khalifah Umar bin Khatab, Ini Kisahnya
Ilustrasi Khalifah Umar bin Khatab. (Gambar: Istimewa)

Dikisahkan kejujuran seorang gadis miskin pemerah susu telah membuat seorang Khalifah Umar bin Khatab memilihnya sebagai menantu. Perempuan itu bernama Fatimah yang dinikhakan oleh Khalifah Umar dengan salah satu anaknya yang di kemudian hari akan melahirkan buyut Umar bin Khattab menjadi khalifah. Seperti apa kisahnya?


Kisah ini dikutip dari buku berjudul 'The Khalifah' yang ditulis oleh Abdul Latip Talib. Umar bin Khatab menjadi khalifah pada tahun 634 hingga 644. Sebagai seorang khalifah dirinya memilki kebiasaan yang bisa dibilang tidak biasa, yakni blusukan. 


Blusukan adalah salah satu gaya kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab. Alasanya melakukan hal tersebut adalah untuk melihat langsung, memastikan langusung kondisi rakyatnya. Hingga suatu ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis miskin penjual susu yang jujur.


Pada suatu malam, saat dirinya tengah berhenti sejenak menghilangkan letih, tidak sengaja dirinya mendengar keluhan seorang wanita dalam sebuah rumah kecil. Terdengar keluhan wanita mengucapkan "Wahai Tuhan, kehidupan kami diimpit kemiskinan. Namun, Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah peduli kepada kami."


"Wahai ibuku, janganlah mengeluh. Sesungguhnya, Tuhan itu Maha Adil. Dia memberikan kita rezeki walaupun tidak dibantu oleh Khalifah Umar bin Khattab," Terdengarlah suara seorang gadis menjawab keluahan ibunya.


Khalifah Umar pun tahu bahwa dalam rumah kecil tersebut tinggal dua orang perempuan. Mendengar keluhan salah satu perempuan tadi, Khalifah Umar pun muncul perasaan penyesalankarena tidak pernah ke rumah kecil tersebut. Ada rasa bersalah karena dirinya tidak membantu keluarga miskin tersebut. 


"Sore tadi ibu, memerah susu kambing. Besok, ibu akan membawa susu itu ke pasar. Semoga kita bisa membeli sedikit makanan dan keperluan kita."


"Saya doakan semoga besok ada orang yang membeli susu kambing kita. Jika ada uang yang tersisa setelah membeli bahan makanan dan keperluan kita, semoga ibu bisa membelikanku pakaian. Pakaianku yang ada sudah robak. Aku malu memakainya keluar rumah."


Umar bin Khattab merasa sedih mendengar ucapan gadis itu.


"Sebelum tidur, jangan lupa masukkan susu itu ke dalam botol. Besok pagi, Ibu akan membawanya ke pasar." Suara wanita itu jelas terdengar oleh Umar bin Khattab.


"Baiklah, Ibu, aku masukkan sekarang," sahut anak gadisnya.


Namun saat sang gadis memasukan susu tersebut ke dalam botola, tanpa sengaja tumpah ke lantai.  Dengan rasa menyesal sang gadis pun berucap pada Ibunya, " "Maafkan aku, Ibu, karena susu yang aku tuangkan tumpah ke lantai. Jadinya tinggal separuh."


Dengan kesal, Ibunya berkata, "Wahai anakku, kita memerlukan uang untuk membeli makanan dan pakaianmu. Dengan susu yang sedikit itu, tentu tidak akan cukup."


"Wahai Ibu, apa yang harus aku lakukan?" Ucap anak itu sedih.


"Campurkan susu itu dengan air agar bertambah banyak." suruh ibunya.


Namun gadis itu menolak dan justru menyampaikan pesan Khalifah Umar yang diingatnya, yakni agar kita senantiasa berbuat dan berkata jujur. mendegar ucapan tulus sang gadis, Khalifah Umar pun beristigfar. 


Keesokan harinya, Umar bin Khattab menyuruh Aslam, pembantunya pergi ke rumah wanita tersebut. Sang khalifah meminta kedua perempuan itu menemuinya.


Menolak karena beberapa hal, akhirnya Aslam menggeretak ibu gadis tersebut karena menyangka alasan-alasan tersebut hanya ia buat-buat. Sesampainya di rumah Umar bin Khattab, wanita itu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau memanggil kami menghadap karena ingin membeli susu kambing dari kami? " tanya wanita itu sambil menunjukkan botol susu yang hendak dijualnya.


"Tidaklah engkau tahu bahwa pedagang yang jujur akan mendapat rezeki yang halal? Sebaliknya, pedagang yang menipu atau mengurangi takaran dan timbangan akan mendapat kemurkaan Tuhan? tanya Khalifah Umar bin Khattab.


"Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya susu yang kami bawa ini jenis susu yang baik. Engkau tidak akan rugi membelinya." Anak gadis wanita itu bersuara.


Khalifah Umar bin Khattab tersenyum melihat gadis itu, lalu berkata, "Aku mau membelinya. Aku juga mau melamarmu untuk kunikahkan dengan anak lelakiku," Jawab Khalifah Umar bin Khattab.  

 

Tentu gadis itupun terkejut mendengat perkataan Khalifah Umar. Khalifah Umar pun langsung memnaggil semua anak laki-lakinya yang belum menikah. Kemudian, dia berkata "Gadis di hadapanmu ini adalah orang yang baik dan jujur. Siapakah di antara kalian yang ingin menjadikannya istri?"


Ashim segera mengangkat tangan, lalu berkata "Wahai Amirul Mukminin, jika gadis ini belum dilamar oleh siapapun aku ingin melamarnya."Khalifah Umar pun menjawab "Aku sudah menyelidiki gadis ini. Namanya Fatimah dan dia belum dilamar oleh siapa pun".


Khalifah Umarpun menikahkan keduanya. Khalifah Umar sangat kepada keduanya dan berkata" "Wahai Tuhan, alangkah bahagianya jika ada dari keturunanku mengisi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana dunia ini dipenuhi kezaliman."


Apa yang disampaikan oleh Umar kemudian terbukti. Keturunan Ashim dan Ummu Amarra kelak melahirkan sosok Umar bin Abdul Azis, seorang pemimpin besar dari Dinasti Ummayah yang memerintah dengan adil dan jujur. Sosoknya membawa kedamaian dan kesejahteraan untuk seluruh umat.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30