Mengenang Sejarah Pertempuran Medan Area, Kisah Heroik Pemuda Sumut Melawan Penjajah

Mengenang Sejarah Pertempuran Medan Area, Kisah Heroik Pemuda Sumut Melawan Penjajah

Alpandi Pinem
2020-04-23 17:48:38
Mengenang Sejarah Pertempuran Medan Area, Kisah Heroik Pemuda Sumut Melawan Penjajah
Ilustrasi



Di setiap kota di Indonesia, tentunya memiliki berbagai monumen bernilai sejarah yang sangat tinggi.  Salah satunya yakni Kota Medan, dimana dikenal sebagai kota terbesar ke tiga di Indonesia, Kota Medan tentunya juga memiliki monumen yang bernilai perjuangan kemerdekaan, salah satunya terdapat monumen berbentuk tugu, yakni Tugu Perjuangan Medan Area.


Tugu yang terletak di Jalan Sutomo, Medan Timur, Kota Medan ini menjadi symbol untuk mengenang perjuangan Indonesia khususnya warga Medan sekitarnya mempertahankan kemerdekaan pasca dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatera Utara setelah mendaratnya pasukan Sekutu (Inggris) yang diikuti oleh NICA (Belanda), 9 Oktober 1945, dengan tujuan mengambil alih pemerintahan.


Kedatangan tersebut memancing berbagai insiden terjadi pada sebuah hotel di Jalan Bali, Kota Medan, Sumut, 13 Oktober 1945. Saat itu, seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia sehingga mengundang kemarahan sampai akhirnya barisan pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan Jepang.


Inggris kemudian mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar menyerahkan senjata kepada Sekutu meski tak dihiraukan oleh kaum pribumi. Selanjutnya, pada 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang tertuliskan `Fixed Boundaries Medan Area` (batas resmi wilayah Medan) di berbagai pinggiran Kota Medan hingga dianggap sebagai tantangan bagi para pemuda.


Tak lama berselang, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan pada 10 Desember 1945 hingga menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak hingga akhirnya penjajah berhasil menduduki Kota Medan pada April 1946.


Akhirnya, perlawanan Sekutu semakin sengit pada 10 Agustus 1946 di Tebing Tinggi setelah pusat perjuangan rakat Medan sebelumnya dipindahkan ke Siantar. Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di Kota Medan.


Perang gerilya dan frontal itu terjadi selama dua tahun lamanya, bahkan tak hanya terjadi di Kota Medan, melainkan juga di hampir seluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu dan Belanda untuk mengusir mereka dari wilayah Indonesia, khususnya Kota Medan saat terjadi peristiwa Pertempuran Medan Area tersebut.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30