Update Corona di RI: 7.775 Positif, Ini Pernyataan Pemerintah

Update Corona di RI: 7.775 Positif, Ini Pernyataan Pemerintah

Ahmad
2020-04-23 17:35:41
Update Corona di RI: 7.775 Positif, Ini Pernyataan Pemerintah
Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto. Foto: BNPB

Pemerintah kembali memaparkan data terbaru mengenai penyebaran virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, mengungkapkan jumlah positif virus Corona di Tanah Air per hari ini mencapai lebih dari 7.750 kasus. Angka ini bertambah 357 kasus.


"Jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 48.647 orang dengan konfirmasi positif COVID-19, 7.775," kata Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube BNPB, Kamis 23 April 2020.


"Konfirmasi positif COVID-19 yang sembuh 960 orang, konfirmasi positif COVID-19 yang meninggal 647 orang," terang Yurianto.


Yurianto memastikan bahwa pemerintah terus melakukan pemeriksaan spesimen terkait virus Corona. Per hari ini, pemerintah telah memeriksa hampir mencapai 60 ribu spesimen.


Berikut ini pernyataan lengkap Achmad Yurianto:


Kami sampaikan progres penanganan pandemi COVID-19 sampai dengan tanggal 23 April 2020 pada pukul 12.00 WIB. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 bekerja berdasar pada arahan presiden untuk membendung penyebaran COVID-19. Dalam kaitan ini ada dua arahan yang akan kami sampaikan ke depan saudara-saudara saat ini, yaitu yang pertama adalah tentang pengujian sampel secara masif dan pelaksanaan-pelaksanaan untuk pelacakan kasus secara lebih agresif.


Pemeriksaan sampel yang menjadi standar WHO dalam pengelolaan dan pelaporan pandemi COVID-19 adalah pemeriksaan antigen dengan menggunakan metode real time PCR, bukan pemeriksaan antibodi melalui rapid test. Oleh karena itu, pemeriksaan real time PCR mempersyaratkan bahwa laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan harus memiliki fasilitas bio security level 2, atau BSL 2, atau memiliki BSL cabinet. Pemeriksaan ini membutuhkan reagen dan alat tertentu yang sampai saat ini harus kita datangkan dari negara lain.


Sepeti kita maklumi dalam situasi pendemi seperti sekarang ini, maka semua negara di dunia yang terdampak COVID-19 membutuhkan reagen ini. Sementara dihadapkan dalam kapasitas produksi reagen ini yang terbatas, maka Gugus Tugas Nasional bekerja keras untuk mencari, bekerja keras untuk menemukan reagen ini di seluruh dunia dan berusaha segala cara agar negara kita bisa mendapatkannya, agar kepentingan bangsa kita bisa kita penuhi. Kita patut bersyukur bahwa kerja keras Gugus Tugas Nasional memberikan hasil. Secara bertahap dan secara berkelanjutan untuk mendapatkan reagen dalam rangka memenuhi kebutuhan kita ini.


Pada tanggal 16 April kita sudah mendapatkan 10 ribu tes, pada tanggal 19 April 50 ribu tes, pada tanggal 21 April 12.300 tes dan hari ini akan kita dapatkan lagi 15 ribu tes yang saat ini sedang dalam penerbangan dari Korea Selatan ke Jakarta. Kita berharap malam ini sudah tiba. Tanggal 24 April kita akan berharap 400 ribu tes juga bisa kita terima. Tugas selanjutnya setelah kita mendapat reagen ini adalah mendistribusikan ke seluruh laboratorium yang mampu dan memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan, sehingga pengujian sampel secara masif bisa kita lakukan, sehingga pasien dalam pengawasan yang saat ini dirawat di berbagai rumah sakit bisa segera kita periksa, termasuk pasien konfirmasi positif yang sedang dirawat bisa segera kita ikuti perkembangan laboratoriumnya. Yang kedua adalah tentang komunikasi yang efektif, detail, baik dan transparan kepada semua pihak.


Saudara-saudara, pencatatan data menjadi hal yang mendasar dalam pengelolaan pandemi COVID-19 di seluruh dunia. Data yang dibutuhkan dan kita sepakati adalah data kasus COVID-19 yang sudah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium melalui pemeriksaan antigen dengan real time PCR, bukan pemeriksaan antibodi melalui rapid test, dan juga bukan penjumlahan kasus konfirmasi positif pemeriksaan antigen melalui real time PCR dengan kasus positif pemeriksaan antibodi melalui rapid test. Sekali lagi data yang dibutuhkan adalah data yang telah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium hanya melalui pemeriksaan antigen dengan real time PCR.


Basis data kasus COVID-19 yang sudah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium melalui pemeriksaan antigen real time PCR inilah yang digunakan untuk menyusun dan melaporkan data kasus sembuh dan kasus meninggal karena COVID-19, dan data inilah yang kami laporkan setiap hari kepada saudara-saudara sekalian.


Pencatatan atas ODP dan PDP tetap kami himpun dari tiap-tiap provinsi sebagai data kinerja pemerintah untuk menentukan langkah-langkah pandemi COVID-19. Misalnya sebagai acuan data dalam distribusi APD, sebagai acuan data dalam distribusi reagen, dalam menentukan jumlah kebutuhan relawan dan lain-lain. Namun bukan bagian dari data pelaporan ke WHO untuk menggambarkan keadaan pandemi ini di tingkat nasional maupun global.


Saudara-saudara, kami memaklumi ada beberapa kasus kematian ODP atau PDP. Apabila kasus kematian ini telah terkonfirmasi positif dari hasil tes antigen dengan PCR yang sampelnya diambil sebelum meninggal. maka kematian tersebut akan dicatat sebagai kematian COVID-19. Namun, bila tidak terkonfirmasi positif, atau negatif hasilnya atau tidak sempat diambil spesimennya sebelum meninggal, maka kita tidak akan pernah mencatat ini sebagai kasus meninggal karena kasus COVID-19.


Pada kasus PDP yang meninggal dan belum terkonfirmasi hasil laboratoriumnya karena belum diambil sampelnya, atau pemeriksaan belum selesai, maka tata laksana pemulasaraan jenazah dan pemakaman hendakanya sudah mengantisipasi kemungkinan positif COVID-19. Hal ini penting semata-mata dalam rangka melindungi petugas pemulasaraan jenazah, melindungi keluarga dan melindungi petugas pemakaman. Pemahaman ini perlu kita bangun bersama agar transparansi data bisa terwujud.


Pemerintah tidak berkepentingan dan tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan memanipulasi data. Sekali lagi pemerintah tidak berkepentingan dan tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan memanipulasi data. Justru sebaliknya, akan merugikan dan mengacaukan kerja keras yang selama ini kita bangun bersama.


Data kita bangun secara berjenjang dan terstruktur sejak tingkat desa, sejak tingkat rumah sakit, sejak tingkat dinas kesehatan kota/kabupaten yang merupakan bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di tingkat kota/kabupaten. Yang kemudian diakumulasikan oleh dinas kesehatan provonis yang merupakan bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di tingkat provinsi. Dan akhirnya sampai di tingkat Kementerian Kesehatan yang merupakan bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ditingkat nasional. Kita terus akan melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem pendataan ini. 


Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas nasional berterima kasih kepada berbagai organisasi profesi, para pakar, dan berbagai perguruan tinggi yang telah terus-menerus membantu untuk membangun sistem data yang akan menjadi bahan komunikasi yang efektif, detail, baik, dan transparan kepada semua pihak.


Saudara-saudara, COVID-19 hanya dapat kita cegah dengan kedisiplinan yang kuat dan semangat gotong royong melalui upaya menemukan sumber penularan dan mengisolasinya, dan mencegah penularan kepada orang lain, terutama kepada kelompok yang rentan kondisi kesehatannya.


Kita pahami bersama bahwa pemerintah dan Kementerian Desa sudah barang tentu telah mengeluarkan kebijakan berbagai untuk menyiagakan desa, menyiagakan kelurahan dan nagari, dengan membentuk relawan di tingkat desa. Pemerintah sudah memberikan arahan untuk bangun dan membentuk relawan sebanyak-banyaknya sebagai patriot bangsa untuk melawan COVID-19, yang akan membantu petugas medis, yang akan membantu masyarakat untuk mengedukasi, mengajak masyarakat untuk disiplin dan patuh, untuk bersama-sama masyarakat menyiapkan tempat isolasi bagi kelompok-kelompok masyarakat di desa, mengoordinasikan aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, babinsa, babinkamtibmas, bidan desa, untuk bersama masyarakat membangun desa menjadi benteng pertahanan yang mandiri dan efektif dengan berbasis pada kekuatan masyarakat itu sendiri. 


Oleh karena itu saudara-saudara kami berharap untuk tetap mengikuti informasi yang benar tentang COVID-19. Ikuti portal-portal resmi yang telah diberikan oleh pemerintah, baik di covid19.go.id, hotline 119, WhatsApp COVID-19, halo kemkes, aplikasi online dan layanan telemedicine lainnya serta siaran TVRI dan RRI yang disebar luaskan oleh televisi dan radio swasta.


Data kasus COVID-19 yang kita dapatkan sampai dengan tanggal 23 April 2020 pada pukul 12.00 WIB adalah sebagai berikut: jumlah laboratorium sampai dengan hari ini yang aktif melaksanakan kegiatan karena tercukupi jumlah reagen-nya adalah 43 laboratorium. Jumlah spesimen rapid test PCR-nya adalah 59.935. Jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 48.647 orang dengan konfirmasi positif COVID-19, 7.775. Konfirmasi positif COVID-19 yang sembuh 960 orang, konfirmasi positif COVID-19 yang meninggal 647 orang. Pemantauan terhadap ODP sebanyak 195.948 orang, dan sebagian besar sudah selesai dipantau dan dalam keadaan sehat, PDP 18.283 orang. Seluruh provinsi telah terdampak dan 267 kabupaten/kota terdampak.


Kalau kita lihat sebaran pasien sembuh di Jakarta 326 orang, Jawa Timur 112 orang, Jawa Barat 87 orang, Sulawesi Selatan 80 orang, Bali 55 orang, sehingga total bersama 29 provinsi yang lainnya berjumlah 960 orang. Pertambahan kasus konfirmasi positif hari sebanyak 357 orang, sehingga jumlah total menjadi 7.775 orang. Jumlah kasus sembuh bertambah 47 orang, sehingga jumlah total menjadi 960 orang. Kasus meninggal bertambah 19 orang, sehingga menjadi 647 orang.


Keberhasilan upaya penanganan COVID-19 sangat tergantung pada peran serta masyarakat. Kerja sama semua perangkat, RT, RW, desa sampai dengan pelaksanaan isolasi mandiri baik perorangan sampai dengan kelompok dan kepatuhan dalam penerapan PSBB. Upaya ini akan terus kita perkuat dengan melakukan penelusuran terhadap kontak dekat yang dilaksanakan oleh otoritas dinas kesehatan setempat yang dibantu oleh aparat pemerintahan setempat serta pengujian sampel secara masif.


Langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah penularan COVID ini adalah satu tetap tinggal di rumah. Untuk umat Islam saatnya kita menjalankan ibadah Ramadhan bersama keluarga. Kita tidak pernah tahu siapa di luar rumah yang membawa virus, banyak orang tanpa gangguan yang tidak bisa kita bedakan dengan mata biasa. Oleh karena itu, jangan bepergian, jangan mudik. Pastikan kita tidak tertular dan tidak menulari. Perjalanan kita tidak aman. Akan sangat mungkin kita bertemu dan terpaksa kontak dekat dengan orang tanpa gejala, atau orang dengan gejala ringan saat di kendaraan, saat di terminal, di stasiun, di rest area atau mungkin di toilet umum sepanjang perjalanan kita. Atau bahkan kita sendiri yang membawa virus ini tanpa gejala. Atau dengan gejala yang ringan karena kita berasal dari daerah yang terjangkit COVID-19, dan ini akan berpotensi untuk menulari tetangga kita di kampung.


Gunakan masker jika terpaksa keluar rumah dan batasi waktunya jika terpaksa keluar rumah. Hindari kerumunan orang, jangan naik kendaraan umum yang penuh sesak. Jika membeli makanan, minuman, makan dan minum lah di rumah. Usahakan membeli dengan jasa pengantaran. Segara pulang, sesampai di rumah lepas masker, cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, serta ganti masker yang baru. Mari kita melindungi kelompok rentan. Saudara kita yang berusia lanjut, saudara kita yang berpenyakit kronis, tekanan darah tinggi, kencing manis, kanker, TBC, asma, mereka akan menjadi fatal manakala terinfeksi COVID-19.


Saudara-saudara, keberhasilan membendung penularan COVID-19 akan sangat mempengaruhi beban perawatan di rumah sakit. Semakin penyakit pasien yang dirawat, akan semakin berat beban kita. Baik untuk menurunkan jumlah yang sakit, ataupun menurunkan jumlah yang meninggal karena COVID-19. Lawan COVID dengan meningkatkan imunitas diri. 


Sabar, tenang, tidak panik, istirahat cukup dan teratur. Sekali lagi jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir. Mari kita bergotong-royong dan bersatu melawan COVID. Dari pusat sampai ke desa, RT, RW, keluarga, tetap di rumah, produktif di rumah, waspadai ancaman demam berdarah. Saat ini kita dihadapkan dengan meningkatnya demam berdarah. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah bersama keluarga kita. Mari menjadi teladan untuk menyelamatkan keluarga kita, menyelamatkan tetangga, menyelamatkan lingkungan dan menyelamatkan bangsa. Kita yakin Indonesia pasti bisa, sekian, terima kasih.


Share :