Bubur Pedas, Tradisi Kuliner Ramadhan Khas Melayu di Sumatera Utara

Bubur Pedas, Tradisi Kuliner Ramadhan Khas Melayu di Sumatera Utara

Alpandi Pinem
2020-04-23 14:02:05
Bubur Pedas, Tradisi Kuliner Ramadhan Khas Melayu di Sumatera Utara
Tradisi Bubur Pedas (Istimewa)



Selama bulan Ramadan, masyarakat Kabupaten Langkat, Sumatera Utara memiliki makanan khas untuk menyambut buka puasa yakni berupa bubur pedas khas Melayu.


Bubur pedas adalah menu sajian yang banyak ditemukan di saat Bulan Ramadhan yang sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun lalu. Bubur ini banyak digemari oleh orang karena memiliki cita rasa yang lezat dan sangat khas. Bubur pedas terkenal dengan rasa rempahnya yang kuat yang juga dipercaya memiliki khasiat yang baik untuk tubuh.


Bubur pedas ini awalnya merupakan sajian khas di lingkungan Kesultanan Deli. Kesultanan Deli sendiri adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli. Wilayah itu kini dikenal sebagai Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.


Berdasarkan sejarahnya, tradisi warisan berbuka puasa dengan bubur pedas ini dimulai sejak masa Kesultanan Deli pada 1909 yang saat itu sedang dipimpin oleh Tuanku Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alam Syah.


Meskipun dulunya bubur ini hanya menjadi santapan di kalangan kerajaan, namun seiring berjalannya waktu kini bubur pedas bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat di Sumatera Utara, khususnya di Langkat.


Bubur pedas terkenal akan rasanya yang sedap dan lezat. Namun, makanan khas Melayu ini tidak hanya sekedar enak, tapi juga menyehatkan. Makanan ini bisa menjadi makanan penghangat tubuh.


Selain itu, bubur ini juga dipercaya memiliki banyak khasiat yang bisa menyegarkan tubuh dan mengusir angin yang ada di dalam tubuh. Khasiat ini tentu saja didapatkan dari bahan-bahan rempah yang digunakan untuk membuat bubur pedas yang semuanya merupakan bahan yang baik untuk kesehatan.


Dimana, dalam membuat bubur pedas ini tidak mudah. Bubur ini dibuat menggunakan 40 jenis rempah dan daun daunan yang tentu saja bisa memberikan khasiat bagi tubuh. Semua rempah itu kemudian di campurkan dengan bahan-bahan lain, seperti kentang, wortel dan tauge. Bisa juga ditambahkan dengan sayur urap atau anyang.


Bubur pedas memakai beras sebagai bahan dasar bubur yang kemudian ditanak dan dicampur dengan berbagai macam rempah-rempah. Rempah-rempah yang digunakan seperti kunyit, temu kunci, temu hitam, jintan serai, temu mangga, dan puluhan macam jenis rempah lainnya. Sementara untuk campurannya biasanya menggunakan potongan dada ayam serta udang segar.


Uniknya lagi, bubur ini juga bisa menggunakan sayuran yang biasanya tidak dipakai. Seperti daun mangkokan, daun mengkudu, daun jeruk, daun kunyit, dan daun jambu biji, yang diiris halus dan dicampurkan saat memasaknya.


Meski kini bisa dinikmati oleh semua orang, namun bubur pedas hanya di buat oleh warga di saat saat tertentu saja. Biasanya, bubur pedas ini disajikan dalam acara pernikahan, kenduri, sunatan, puasa, dan Lebaran saja. Hal ini di karenakan proses pembuatan bubur pedas yang sangat rumit.


Bubur pedas ini menjadi menu yang sangat populer sangat Bulan Puasa tiba. Sudah puluhan tahun bubur ini menjadi menu buka puasa favorit khas masyarakat Langkat.


Saat Bulan Puasa, bubur pedas bisa Anda temukan di Masjid Raya Stabat. Masjid ini adalah masjid pertama yang menyajikan bubur pedas sejak puluhan tahun lalu dan melegenda hingga kini. Setiap harinya, pihak masjid menyediakan 200 porsi bubur pedas untuk warga dan pengguna jalan yang berbuka puasa di Masjid Raya Stabat.


Banyak warga di sekitar masjid bahkan dari seluruh penjuru Medan dan luar Kota Medan datang untuk mencicipi kehangatan bubur tradisi ini. Ada yang menikmatinya langsung di sana sebagai menu takjil, ada juga yang datang dengan kotak bekal untuk membawa pulang bubur hangat lezat ini.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30