Mengenal 5 Perempuan Inspiratif dari Sumbar di Hari Kartini

Mengenal 5 Perempuan Inspiratif dari Sumbar di Hari Kartini

Ekel Suranta Sembiring
2020-04-21 14:29:38
Mengenal 5 Perempuan Inspiratif dari Sumbar di Hari Kartini
Fahira Idris (foto: Wikipedia)

Di Hari Kartini Tahun 2020 ini, apa salahnya kita mengenali perempuan inspiratif dari Sumatera Barat (Sumbar). Diketahui, Sumbar punya banyak tokoh tokoh perempuan yang namanya melegenda.


Seperti Rohanna Kudus, Rangkayo Rasuna Said, Rahmah El Yunusiah, Siti Manggopoh, dan nama nama hebat lainnya. Lalu sekarang seperti apa kiprah srikandi muda Sumatera Barat? berikut perempuan perempuan hebat asal Sumatera Barat yang diolah dari berbagai sumber:


1. Kapten Penerbang Fariana Dewi Djakaria Putri


Kapten Penerbang Fariana Dewi Djakaria Putri (foto: Liputan6.com)

Fariana lahir di Pariaman 1 April 1982. Dia adalah perwira pertama TNI Angkatan Udara dan seorang Pilot Helikopter pertama Wanita Angkatan Udara.

 

Keputusan Fariana, untuk berhenti dari kuliah yang sudah dua tahun ia tempuh dan ‘berbelok’ ke dunia militer cukup mengejutkan kedua orang tuanya. Namun, ayah dan ibunya akhirnya memberi restu. 


Karier gemilangnya dimulai pada tahun 2003, saat ia dilantik menjadi Wanita Angkatan Udara (Wara TNI-AU). Tahun 2005, karier Fariana mulai menanjak naik. Pada tahun itu, TNI-AU untuk membuka kesempatan pelatihan penerbang bagi Wara.


Dari 14 personel yang diikutsertakan, hanya Fariana dan rekannya, Ambar, yang lolos seleksi pendidikan penerbang untuk Wara pada tahun 2005.


Setelah mengikuti pendidikan selama dua tahun, pada 2007, Fariana dilantik menjadi Letnan 2 Penerbang dan dijuruskan menjadi seorang pilot helikopter berdasarkan hasil penilaian dan pelatihan.


Kala itu adalah momentum untuk kali pertamanya seorang perempuan anggota TNI-AU ditugaskan menerbangkan helikopter. Saat ini, Fariana menjadi Pilot helikopter TNI AU, dan tercatat sebagai perempuan pertama yang menerbangkan helikopter di Indonesia.


2. Anita Dona Asri


Anita Dona Asri (foto: Fakta News)

Belum banyak yang mengenal nama Anita Dona Asri. Tetapi di bidang fashion nama Dona cukup tersohor. Perempuan yang lahir di Sawahlunto, 13 Mei 1986, mampu menduniakan songket Silungkang.


Dona adalah satu satunya pengusaha Indonesia, yang diundang dalam European Development Day (EDD), 7 – 8 Juni 2017 lalu di Brussel Belgia. 


Europe Development Day atau Hari Pembangunan Eropa adalah forum kerjasama pembangunan Internasional yang terkemuka di eropa. Forum internasional ini bertujuan untuk mendorong  terjadinya strategi global dalam  mengatasi  masalah kemiskinan dunia. Pada forum tersebut diundang tokoh-tokoh yang terlibat dalam sector swasta yang memiliki komitmen dalam penanggulangan kemiskinan dari seluruh dunia.


Kesempatan Dona diundang dalam forum EDD ini tak terlepas dari kerja kerasnya mengembangkan songket Silungkang.  Perempuan mandiri ini telah akrab dengan songket sejak kecil. Ia mengaku sejak kelas 3 SD sudah mulai belajar bertenun dan  membantu kedua orangtuanya Almarhum Syamsamir Rajo Alam dan Nuryati yang merupakan pengusaha tenun songket Silungkang.


Dona menyimpan mimpi untuk mengangkat songket Silungkang di dunia Fashion nasional  dengan bekerjasama dengan desainer-desainer terkenal.


3. Sari Lenggogeni


Sari Lenggogeni (foto: Forum Sumbar)

Cantik, cerdas, punya kepedulian sosial dan berpendidikan tinggi. Kata tersebut pantas disematkan kepada Sari Lenggogeni. Doktor lulusan Queensland University, Australia ini, kini gencar mempromosikan pariwsata di Sumatera Barat. 


Riri, begitu panggilan akrabnya, dipercaya sebagai Direktur Pusat Studi Pariwisata Unand dan Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Saat ini Riri tercatat sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.


Alumni SMA 1 Padang ini, juga aktif sebagai konsultan pariwisata pemerintah daerah. Seperti Pemprov Sumbar, Pemkab Pessel dan Pemko Padang. 


Dibidang sosial, Mantan Uni Sumbar ini juga aktif dalam berbagai organisasi dan pemberdayaan kepada generasi muda. Sari Lenggogeni tidak segan memberikan ilmu baik dalam forum formal maupun informal kepada generasi muda. 


4. Vinna Melwanti


Vinna Melwanti (foto: Prokabar)

Dunia wartawan bagi perempuan mungkin sudah menjadi hal biasa. Tetapi tidak banyak yang mampu mencapai pucuk pimpinan wartawan, atau pemimpin redaksi. Apalagi di usia muda.


Salah satunya adalah Vinna Melwanti. Dia lahir di Jakarta 16 Mei 1982. Vinna sebenarnya asli Sumatera Barat, tepatnya dari Kubang, Kabupaten 50 Kota. 


Dunia wartawan dilakoninya sejak tahun 2002, dengan bergabung di Harian Padang Ekspres. Berbagai bidang digelutinya termasuk memiliki jaringan yang kuat di dunia peradilan dan kejaksaan. Lulusan Fakultas Hukum Unand ini menjadi wartawan adalah panggilan jiwanya. 


Tahun 2009, Vinna dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi di Padang TV.  Saat itu umurnya belum genap 30 tahun, tapi sudah menduduki puncak tertinggi karirnya sebagai wartawan.


Selama menjadi Pemred, berbagai inovasi dan kreativitas dilakukan. Vinna membuat berbagai program yang memiliki pengaruh di Sumatera Barat. Program tersebut diantaranya Debat Kandidat Kepala Daerah, Dialog Forum Editor bersama Pemred pemred di Sumbar, Talkshow live dari berbagai tempat dan program program lainnya.


Salah satu lekat tangannya adalah Program Ngobrol Politik atau Ngopi. Dalam prohram tersebut, Vinna sekaligus menjadi host acara. Berbagai kalangan dan tokoh dihadirkan di program ini. Banyak tokoh yang ingin tampil dalam program mingguannya.


Tahun 2016, Vinna melepas jabatan Pemred nya, dan hijrah ke Jakarta. Di Ibu Kota Vinna dipercaya menjadi penanggung jawab online Tabloid Nyata dibawah bendera Jawa Pos Grup.


5. Fahira Idris


Fahira Idris (foto: Mimbar Sumbar)

Fahira Idris adalah seorang pengusaha dan aktivis Indonesia. Walaupun memimpin beberapa perusahaan lainnya, namun ia lebih dikenal sebagai pengusaha parsel dan bunga. Fahira Idris melenggang ke Senayan sebagai Anggota DPD RI periode tahun 2014 – 2019. Sebagai anggota DPD terpilih, Fahira berusaha untuk menyerap aspirasi masyarakat, hal itu dibuktikannya dengan mendirikan Rumah Aspirasi Fahira Idris ( RAFI ), aspirasi  tersebut akan diperjuangkan demi kepentingan masyarakat luas. 


Selain itu, Fahira juga aktif melawan Minuman keras, dengan membentuk Gerakan Masyarakat Anti Miras (Genam Miras). Di DPD RI, Fahira Idris juga dikenal kritis dalam memperjuangkan suara masyarakat.


Fahira lahir di Jakarta, 20 Maret 1968. Ia merupakan putri sulung dari Fahmi Idris yang berdarah Minangkabau, seorang konglomerat dan politisi senior Partai Golkar yang pernah menjabat Menteri Tenaga Kerja Indonesia pada pemerintahan Presiden Habibie dan sebagai Menteri Perindustrian Indonesia pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 


Fahira juga dikenal pemberani dalam jagad perbincangan twitter. Ia terpilih sebagai pengicau terinspiratif sejagad pada tahun 2010. Dalam polling yang bertajuk The Most Inspiring Twitter tahun 2010, Fahira Idris (@fahiraidris) dinyatakan sebagai juara.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30