Virus corona atau yang biasa disebut dengan Covid-19 sudah menyebar di berbagai negra di dunia bahkan beberapa negara juga telah melakukan lockdowwn guna untuk mencegah penyebaran covid-19, tak hanya itu saja bhkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan warga muslim di AS harus tetap jaga jarak (social distancing) untuk cegah Corona saat Ramadhan, sama seperti ketika warga Kristen merayakan Paskah.
Tak hanya itu saja bahkan, dalam praktiknya akan ada yang berbeda karena ciri khas ibadah tiap agama yang berbeda.
Bahkan tak hanya itu saja seperti dilansir AFP, Minggu 19 April 2020 Trump diminta berkomentar usai salah seorang komentator konservatif tampak mempertanyakan kebijakan Trump terkait pembatasan sosial saat ibadah. Yakni apakah umat Islam akan diperlakukan dengan tindakan sama dengan umat Kristen yang melanggar aturan social distancing.
"Saya akan mengatakan bahwa mungkin ada perbedaan. Dan kita harus melihat apa yang akan terjadi nanti. Karena saya telah melihat perbedaan besar di negara ini," ujar Trump dalam konferensi hariannya terkait Corona, Sabtu 18 April 2020.
Bahkan tak hanya itu saja bahkan Trump melihat umat Kristen ketika Paskah biasanya mengikuti kegiatan peribadatan di gereja. Hal ini berbeda dengan umat Muslim saat Ramadhan di AS.
"Mereka mengikuti kegiatan ibadah di gereja-gereja Kristen tetapi mereka tidak cenderung beribadah di masjid," katanya.
Bahkan di ketahui bahwa bulan suci Ramadhan di AS akan jatuh pad hari Kamis saat matahari terbenam. Jatuh satu setengah minggu usai Paskah. Sebelumnya beberapa orang Kristen di AS menentang peraturan kesehatan masyarakat guna menghadiri layanan ilegal.
Ketika ditanya apakah menurutnya para Imam akan menolak untuk mengikuti perintah social distancing, Trump menjawab: "Tidak, saya tidak berpikir begitu," kata Trump.
"Aku adalah seseorang yang percaya pada iman. Dan itu tidak penting apa keyakinanmu. Tapi politisi kita tampaknya memperlakukan agama yang berbeda dengan sangat berbeda," ungkap Trump.
Tak hanya itu saja bahkan sebagaimana diketahui, Trump telah dituduh memakai retorika anti-Muslim di masa lalu. Salah satu tindakan pertamanya saat terpilih menjadi Presiden AS ialah melarang pelancong dari beberapa negara mayoritas Muslim.