Presiden Amerika Serikat Donald Trump menduga Tiongkok sebagai dalang dari semua bencana ini. Trump memastikan pemerintah Amerika Serikat tengah melakukan penelitian atas kasus ini. Bahkan, Trump sendiri telah mengklaim pihaknya mengetahui China dibalik penyebaran pandemi corona di dunia.
Dilansir dari Reuters, Minggu 19 April 2020, COVID-19 diciptakan bukan sebagai senjata biologis, tetapi sebagai bagian dari upaya Tiongkok untuk menunjukkan bahwa upayanya mengidentifikasi dan memerangi virus lebih besar dari kemampuan Amerika Serikat.
Kemudian, laporan lainnya menyebutkan laboratorium di Wuhan melakukan eksperimen virologi dan lemahnya standar keselamatan di laboratorium tersebut menyebabkan seseorang terinfeksi dan akhirnya menyebar luas ke hampir seluruh negara.
"Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi saat ini," kata Trump dalam sebuah konferensi pers, Rabu 15 April 2020.
"Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya ( Presiden Tiongkok Xi Jinping) tentang laboratorium, saya hanya tidak ingin membahas, itu tidak pantas sekarang,” ujarnya.
Sebagai imbasnya, Trump menginstruksikan untuk menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas penanganan pandemi virus corona.
Trump juga menuduh WHO terlalu patuh pada Tiongkok di masa-masa awal pandemi, yang menyebabkan banyaknya kematian karena gagal memberlakukan larangan perjalanan ke Tiongkok.
"WHO gagal dalam tugas dasar ini dan harus bertanggung jawab," tegas Trump.
Menanggapi tudungan Trump, Pemerintah China melalui Kementerian Luar Negeri pada Kamis 16 April 2020 menyebut bahwa WHO telah menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan virus corona diproduksi di sebuah laboratorium di Wuhan.
Juru bicara kementerian, Zhao Lijian, menyampaikan hal itu untuk menjawab pertanyaan media mengenai tuduhan bahwa virus corona jenis baru berasal dari laboratorium di Wuhan, episentrum pandemi COVID-19 sekaligus tempat pertama penyakit itu muncul.
Dalam jumpa pers, Zhao merujuk pada para pejabat WHO yang berulang kali telah menyatakan bahwa tidak ada bukti virus corona jenis baru diciptakan di sebuah laboratorium.
Sebelumnya, sejak kasus pertama terjadi, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari dua juta orang di seluruh dunia dengan 135 ribu lebih kasus berujung kematian.