Ditengah pandemi wabah virus corona yang menyebar ke berbagai negara di dunia membuat, harga minyak dunia terus bertahan di level yang rendah, akibat menurunnya permintaan sementara para produsen utama yakni OPEC plus Rusia, enggan menurunkan produksi dalam volume yang cukup besar.
Bahkan tak hanya itu saja dengan harga minyak di level saat ini, harga BBM di Indonesia dianggap sudah bisa turun sepertiga dari harga sekarang.
Pandangan itu disampaikan eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu. Menurutnya, ada 13 variabel yang memengaruhi cara sederhana untuk menghitung harga BBM.
Bahkan tak hnaya itu saja dari 13 variabel itu, ada tiga hal yang paling utama dan menentukan. Yakni harga minyak dunia, kurs rupiah, dan besaran subsidi.
"Harga minyak dunia sudah turun sekitar 50 persen, kurs melemah sekitar 15 persen. Artinya harga BBM bisa turun sebesar 35 persen," kata Said Didu melalui akun twitter pribadinya yang dikutip kumparan Selasa 14 April 2020.
Bahkan tak hanya itu saja mengutip data di oilprice.com, harga minyak jenis WTI sebulan terakhir ada di kisaran USD 25 per barel. Posisinya tak pernah menyentuh USD 30 per barel, bahkan hari-hari ini di kisaran USD 22 per barel. Harga OPEC Basket dalam sebulan terakhir bahkan terus turun, dari posisi tertinggi USD 30,63 per barel pada 16 Maret 2020. Sementara harga minyak jenis Brent, rata-rata sebulan terakhir di kisaran USD 28 per barel.
Bahkan tak hanya itu saja Said Didu juga mengatakan bahwa stok minyak atau BBM dari Impor yang ada di Indonesia, paling lama adalah pembelian sebulan lalu.
"Maksimum pembelian crude itu sebulan sebelumnya. Karena tidak ada tangki penyimpanan. (Stok terlalu besar) sangat berisiko terhadap fluktuasi harga dan nilai tukar. Pertamina juga tidak memiliki uang cukup untuk menyimpan stok crude. Stok BBM hasil olahan saja, Pertamina hanya mampu untuk sekitar 20 hari," ujarnya.
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya dorongan untuk menurunkan harga BBM, sebelumnya dilontarkan juga oleh eks Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Dia menyodorkan formula penghitungan harga, yang hampir mirip dengan Said Didu. Yakni harga minyak mentah, kurs, dan variabel subsidi.
"Harga keekonomian (BBM Premium) saat ini sekitar Rp 5000. Dulu (Tahun 2012) hitungan nilai keekonomiannya Rp 8.400," kata dia kepada kumparan, Sabtu 11 April 2020.