Apple dan Google Kerjasama Buat Perangkat Pendeteksi Virus Corona lewat Smartphone

Apple dan Google Kerjasama Buat Perangkat Pendeteksi Virus Corona lewat Smartphone

Dedi Sutiadi
2020-04-13 23:00:00
Apple dan Google Kerjasama Buat Perangkat Pendeteksi Virus Corona lewat Smartphone
Ilustrasi Apple dan Google Kerjasama Buat Perangkat Pendeteksi Virus Corona lewat Smartphone

Dua perusahaan raksasa asal Amerika Serikat Apple dan Google tengah merencankan kerjasam pembuatan sebuah perangkat pendeteksi virus corona. Alat tersebut nantinya akan berada di setiap smartphone atau telepon pintar setiap warga. Ide ini bertujuan untuk meredam penularan virus corona yang semakin mengganas di dunia khususnya Amerka Serikat. 


Cara kerja perangkat tersebut diantaranya adalah  akan memungkinkan pengguna untuk memilih agar dapat mengenali ponsel lain yang berada dekat dengan mereka. Alat pelacakan kontak ini akan membantu orang-orang untuk tahu apakah mereka berada dekat dengan orang yang positif terjangkit virus corona yang tengah mewabah.


Menurut Presiden Amerika Serikat Donald Trump hal tersebut merupakan ide yang sangat menarik, naum masih ada kehawatoran di masyarakat tentang kebebasan. 


"Ini sangat menarik, tetapi banyak orang khawatir ini akan menyangkut kebebasan. Kita akan mempertimbangkan hal itu," ujar Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang inisiatif kerja sama ini dalam sebuah pengarahan terhadap para jurnalis.


Kehadiran perangkat lunak ini akan membantu pihak otorotas kesehatan masyarakat dalam menangani pencegahan penularan virus corona. Cara kerja alat ini adalah mendeteksi siapa saja orang di sekitar kita yang berpotensi terpapar covid-19. Tentu hal tersebut membantu pihak otoritas kesehatan untuk bisa lebih cepat menguji dan mengkarantina individu-individu yang terdekteksi terpapar virus corona lewat perangkat tersebut.


"Dengan perangkat Apple dan Google, Anda mendapatkan semua fungsi kesehatan masyarakat yang Anda butuhkan dengan aplikasi yang terdesentralisasi dan ramah privasi," ujar Michael Veale, pengajar ilmu hukum dari University College London. Ia juga terlibat dalam dalam sistem pelacakan kontak Eropa, yakni DP3T. Solusi terpusat seperti yang diusulkan di Inggris dan Jerman tidak akan lagi bisa bekerja di bawah teknologi baru, katanya.


Aplikasi serupa yang sebelumnya diluncurkan di berbagai negara telah menarik perhatian pemerhati masalah privasi. Namun, Pam Dixon, Direktur Eksekutif World Privacy Forum, mengatakan bahwa Apple telah meyakinkannya bahwa perangkat ini akan melindungi privasi penggunanya.


"Saya pikir mereka telah menyelesaikan beberapa masalah yang sangat besar," kata Dixon. Ia menekankan bahwa perusahaan mengatakan mereka dapat mematikan sistem ini ketika tidak lagi diperlukan. "Pemerintah tidak akan memiliki informasi identitas orang-orang yang teruji positif."


Informasi sensitif dilaporkan akan tetap berada di telepon setiap individu pengguna dalam bentuk terenkripsi, tidak ada data yang dikumpulkan yang dapat diidentifikasi secara pribadi.


Selain itu, segala bentuk sinyal peringatan akan ditangani langsung oleh lembaga kesehatan masyarakat, bukan oleh perusahaan teknologi, demikian menurut makalah pengarahan yang dilihat oleh Associated Press.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30