RS di India Usir Pasien Non Corona Karena Kekurangan Tempat Tidur Untuk Pasien Covid-19

RS di India Usir Pasien Non Corona Karena Kekurangan Tempat Tidur Untuk Pasien Covid-19

Ahmad
2020-04-12 18:05:24
RS di India Usir Pasien Non Corona Karena Kekurangan Tempat Tidur Untuk Pasien Covid-19
Keadaan terbaru di salah satu sudut kota di India setelah pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan lockdown akibat corona. Foto: BBC

Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat rumah sakit di India kekurangan tempat tidur. Sebagai akibatnya, banyak pasien non-COVID-19 yang 'diusir' dari rumah sakit.


Salah satunya adalah pasien penyakit liver bernama Shahjahan (40). Dilansir dari AFP, Minggu 12 April 2020, RS New Delhi memintanya untuk pergi karena tempat tidurnya dibutuhkan unit virus Corona.


Shahjahan yang telah menggunakan ventilator karena infeksi akut selama hampir dua minggu pun kemudian meninggalkan rumah sakit pada Selasa 7 April 2020. Keesokan paginya, perempuan itu pun meninggal lantaran tak ada rumah sakit yang mau menampungnya.


Lonjakan pasien COVID-19 di India, nampaknya telah menyebabkan lusinan orang dengan kondisi medis yang serius berkemah di luar lembaga medis nasional India. Banyak dari mereka datang dari luar kota dan tak dapat kembali lantaran lockdown diberlakukan.


Bahkan Departemen rawat jalan di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) ditutup. Penutupan itu pun memaksa pasien kanker dan lainnya dengan penyakit mematikan untuk berlindung di stasiun kereta bawah tanah yang kotor dan di bawah kanvas.


Amulya Nidhi, seorang aktivis kesehatan yang berbasis di negara bagian Madhya Pradesh, mengatakan kepada AFP pemerintah tahu bahwa pasien yang rentan - termasuk mereka yang memiliki silikosis dan tuberkulosis, yang membunuh puluhan ribu setiap tahun di India, serta wanita hamil - berisiko.


"Saya mendapat telepon darurat dari seluruh India karena akses ke obat-obatan dasar dan perawatan," kata Nidhi.


"Sangat penting untuk memperluas fasilitas kesehatan untuk memerangi COVID-19. Pada saat yang sama, rumah sakit dan ambulans harus tersedia untuk pasien dengan masalah lain," imbuhnya.


Pakar kesehatan masyarakat Anant Bhan mengatakan fokus India pada COVID-19 dapat menyebabkan penyakit lain seperti penyebaran tuberkulosis.


"Anggota keluarga yang dikurung dengan pasien TBC berisiko. Setelah kuncian itu dihapus dan orang-orang memulai interaksi sosial, itu dapat menyebarkan infeksi dengan cara yang sama dengan pasien COVID-19 yang dapat menyebarkan infeksi," kata Bhan.


"Kematian karena COVID-19 dan tidak secara langsung adalah sesuatu yang perlu kita khawatirkan. Kita perlu memastikan mereka yang membutuhkan layanan esensial memilikinya," katanya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30