Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengungkapkan kelemahan pemerintah
mendeteksi virus Corona (COVID-19), karena tak memiliki alat tes cepat berskala
besar.
"Kelemahan kita adalah tidak
memiliki alat untuk memeriksa secara cepat dalam skala besar. Kami mencoba
mendatangkan rapid test dari sejumlah negara. Kami telah konsultasi ke Kemenkes,
44 lab Kemenkes yang tersebar. Peralatan dan perlengkapannya belum memadai
sehingga yang efektif baru 13 lab," kata Doni dalam rapat dengan Komisi IX
DPR RI yang digelar secara virtual, Kamis 2 April 2020.
Terkait pendistribusian alat
pelindung diri (APD), Doni menyebutkan, meski pemerintah telah mendistribusikan
ratusan ribu APD, stok di semua provinsi yang ada di Indonesia harus tetap
dipastikan.
"Seluruh provinsi di
Indonesia telah menerima APD. Terkecil sekitar 5.000 unit, terbesar DKI 58 ribu
unit. Meskipun sudah terpenuhi, bisa jadi beberapa hari ke depan akan
kekurangan stok yang sangat cepat," ucap Doni.
"APD tidak hanya RS rujukan
pemerintah, rata-rata dokter-dokter kita yang praktik di luar RS menjadi
terpapar," tambahnya.
Pemerintah, menurut Doni tengah berupaya
mendatangkan alat tes polymerase chain reaction (PCR), agar tes PCR bisa
dilakukan di semua wilayah.
"Untuk PCR, kami akan
datangkan dari sejumlah negara sebanyak mungkin agar tes bisa dilakukan di Jawa
maupun di luar Pulau Jawa," jelasnya.