Santo Purnama yang merupakan seorang pengusaha dari Indonesia disebut telah berhasil mengembangkan alat rapid test mandiri untuk virus corona.
Alat ini memungkinkan setiap orang untuk melakukan pengetesan di rumah masing-masing, hanya dalam waktu 10 menit dan dengan harga yang terjangkau sekitar Rp 160 ribu/unit.
Santo mengembangkan teknologi pengetesan COVID-19 melalui perusahaannya, Sensing Self, yang berbasis di Singapura.
Resmi diproduksi sejak bulan Februari, alat rapid test Sensing Self telah mendapatkan lisensi edar dari tiga pasar penting di dunia, yaitu Eropa (mendapatkan sertifikasi CE), India (disetujui oleh National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research), serta Amerika Serikat.
Terkait virus corona di Indonesia, Santo mengaku siap membawa alat tes mandiri tersbut untuk membantu pemerintah menghadapi virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.
"Perang melawan COVID-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju pertumbuhan pandemi ini dengan melakukan tes seluas mungkin. Oleh karena itu, kami berharap Pemerintah Indonesia bisa memberikan respon positif bagi inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia. Jika setiap orang bisa melakukan tes mandiri, kita bisa meminimalisir risiko infeksi ketika pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan tes, serta mengurangi beban tenaga medis yang sudah amat kewalahan," kata Santo dalam keterangan.
Hasil uji coba yang dilakukan di India, ujar Santos, menunjukkan bahwa rapid test virus corona Sensing Self punya tingkat keakuratan mencapai 92 persen, dan hasil bisa keluar dalam waktu 10 menit.
“Jadi kaya gini, dari 100 orang yang dites, 100 orang itu positif, sekitar 92 orang kemungkinan besar memang positif COVID-19. Meski begitu, kalau misalkan ada yang terdeteksi positif, tetap harus dilakukan uji lab dengan alat yang lebih lengkap lagi di rumah sakit,” ujar Santo.
Menurut dia, keunggulan rapid test Sensing Self ciptaannya terletak pada enzim yang terdapat dalam alat tes tersebut. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis atau senyawa yang mempercepat proses reaksi dalam suatu proses kimia organik. Dalam rapid test, enzim berperan dalam menentukan hasil tes COVID-19 yang dilakukan seseorang.
“Teknologi yang kita miliki bukan terletak pada kertasnya, tapi ada di enzimnya. Enzim itu kalau tidak diperhatikan, misalnya waktu ditaruh tidak dijaga suhunya atau segala macam, enzim itu bisa rusak,” ujar Santo, yang kini tinggal di San Francisco, AS, tersebut.
Sekedar informasi, Sensing Self adalah perusahaan yang didirikan Santo bersama Shripal Gandhi, bergerak dalam pengembangan alat tes kesehatan mandiri. Santo memiliki latar belakang ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University dan Stanford University, sementara Shripal Gandhi merupakan lulusan terbaik jurusan teknik kimia dan biosains dari University of Mumbai dan University of California.