Palang Merah Indonesia (PMI) mengakui
jika kekurangan stok darah. Hal ini terjadi sejak pemerintah menghimbau seluruh
masyarakat untuk melakukan social distancing tekait penyebaran virus corona.
Menrut Wakil Kepala Unit
Transfusi Darah PMI Provinsi DKI Jakarta Ni Ken Ritchie, jumlah pendonor
menurun hingga 90 persen, sehingga jumlah permintaan melonjak dari jumlah
pendonor.
"Stoknya menurun, sejak
kebijakan imbauan social distancing mulai 14 Maret, ada perbedaan jauh donor
darah," terang Ni Ken, Kamis 26 Maret 2020.
Ni Ken mengaku kurangnya stok
darah , menyebabkan PMI mengurangi jumlah pemberian darah pada pasien yang
membutuhkan darah seperti penderita kelainan darah thalasemia dan hemofilia,
orang dengan kelainan ginjal, dan beberapa pasien emergency.
"Kami mempertimbangkan
kebutuhan pasien, biasanya dua kantong, (tapi sekarang) satu kantong, kami
berikan secara bertahap," jelas Ni ken.
Selain itu, menurut Ni Ken,
golongan darah A merupakan golongan darah yang paling sedikit stoknya.
"Paling sering kosong,
golongan A cukup memprihatinkan, karena yg membutuhkan banyak, yang donor
enggak sebanding, dibanding golongan darah lain," terangnya.
Ni Ken meminta kepada masyarakat
untuk bersedia mendonorkan darah lagi di kantor PMI. Sebab pihak PMI juga telah
melakukan protokol Covid-19 sesuai dengan arahan pemerintah.
"Kami terapkan social
distancing pada antrian donor, antrian duduk, lift, pembersihan rutin untuk
ruangan donor, screening untuk pendonor di bawah suhu 37.5 dan formulir self
assessment yang tidak berisiko baru boleh donor," paparnya.