Virus corona atau Covid-19 memiliki
gejala umum seperti batuk, demam dan sesak nafas.
Studi baru di beberapa negara di
Amerika Serikat mempertanyakan pernyataan pejabat AS tentang cara penyebaran
virus corona.
Meski bukan factor yang penting,
menurut Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar ternyata penularan
tanpa gejala atau disebut asimptomatik sangat mungkin terjadi.
Secara khusus para peneliti dari
AS, Prancis, China, dan Hong Kong meneliti seberapa cepat penyebaran virus
corona yang ditularkan dari pasien tak bergejala atau transmisi senyap (silent
transmission).
Transmisi senyap terjadi ketika pasien
yang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala namun menularkannya ke orang
lain.
Para peneliti mempelajari 450
laporan kasus dari 93 kota di China ketika menyelidiki kasus ini. Kemudian menemukan
hasil paling meyakinkan hingga saat ini yang menjelaskan jika orang dapat
menularkan virus sebelum gejala dimulai. Namun berdasarkan peneliatian tersebut
diketahui, pembawa asimptomatik hanya 1-3 persen.
Presiden global health think tank
ACCESS Health International William Haseltine menilai jika metode pengecekan corona
secara umum yang ada saat ini tidak efektif. Lantaran pasien tak bergejala juga
dapat menularkan virus tersebut.
Haseltine menganjurkan untuk
mengunakan contact tracing atau pelacakan kontak yang saat ini sudah diterapkan
oleh Korea Selatan dan Singapura. Metode tersebut terlebih dahulu menguji setiap
pasien bergejala. Kemudian, berusaha melacak dan menguji setiap orang yang
berhubungan dengan pasien tersebut selama lebih dari 2 minggu. Haseltine
mengatakan, sangat penting untuk menemukan sebelum mereka sakit.