Jumlah pasien virus corona melonjak
sebanyak 309 orang, 15 orang dinyatakan sembuh dan 25 orang dinyatakan
meninggal pada hari Kamis 19 Maret 2020. Kurang memadainya fasilitas kesehatan untuk
pasien virs corona digadang-gadang menjadi salah satu penyebab dari
meningkatnya jumlah pasien corona di Indonesia.
Rencananya Kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) pun bersama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia
(Persero) segera mengimpor alat pengecekan virus corona yang diketahui dapat
mengecek orang yang terinfeksi virus corona dengan sangat cepat.
“Alat tersebut seperti dengan
alat tes kehamilan. Sehingga, untuk memastikan positif atau negatif virus
corona bisa ditentukan secara cepat,” terang Staf Khusus Menteri BUMN Bidang
Komunikasi, Arya Sinulingga melalui Telekonferensi Pers, Rabu 18 Maret 2020.
Diketahui sebanyak 500 ribu alat
akan dipesan oleh Kementrian BUMN. Alat-alat itu rencananya akan dipesan dari
negeri China. Arya tak menyebutkan secara rinci berapa harga dari alat-alat
yang akan dipesan tersebut.
“PT Rajawali Nusantara Indonesia
lagi kerja sama dari Tiongkok itu masuk produksi rapid test covid-19. Ini kerja
sama dengan pabrik Tiongkok dan kami sedang pesan sekitar 500 ribu. Jadi,
hasilnya bisa keluar hanya berapa menit 15 menit maksimal 3 jam,” ungkapnya.
Pembelian alat ini sengaja
dilakukan lantaran alat yang dimiliki Indonesia masih kurang canggih untuk mendeteksi
penyebaran virus tersebut.
“Kalau kita bisa bikin rapid tes
dengan cepat dikasih izin permasalahan yang selama ini jadi kendala itu bisa
terselasaikan walaun rapid test itu bukan tes terakhir, karena kalau dilihat
postif ia melangkah lebih jauh ke tes lab yang dua hari itu,” sambung Arya.
Jika diberi izin oleh Kemenkes,
PT rajawali akan segera bertindak cepat agar pendistribusian alat tersebut juga
bisa segera dilakukan.
“Kalau dikasih izin oleh Kemenkes kami bisa
kirim pakai Garuda dari Hangzhou. Jadi kebutuhan kita ini bisa dicukupi dengan
cepat,” tutup dia.