Anggota Komisi XI DPR Dewi Aryani membandingkan penanganan pasien virus corona di Indonesia dengan Singapura dan Korsel yang telah melakukan tes ke puluhan ribu orang. Dia menambahkan, data terakhir yang dirinya dapat hanya berjumlah 300 orang yang sudah diperiksa oleh Kemenkes terkait virus corona.
"Nggak apa-apa, kan kita berbasis data. Kalau Singapura semuanya periksa ya terserah Singapura. Kalau kita kan ada indikasi," kata Jubir Pemerintah untuk urusan Corona, Achmad Yurianto, kepada wartawan, Selasa 10 Maret 2020.
"Sekarang orang keluyuran keluar masuk kan antara Singapura dengan kita banyak. Dan kemungkinan kontak dengan antara orang Singapura dengan kita banyak mana. Artinya kalau yang di sana, katakan di sini misalnya di Indonesia punya cluster 10, pasti banyak yang kena itu," imbuhnya.
Yuri kemudian menceritakan soal pujian-pujian dari negara luar terhadap penanganan virus Corona di RI. Dia mengatakan, RI dinilai sangat tenang menangani wabah Corona.
"Kita itu sekarang dipuji lho sama Singapura sama Australia bagaimana kita menyikapi, tadi menteri kan abis hadiri kunjungan tamu negara yang dari Belanda. Itu dipuji kita. Lebih sistematis, tidak panik. Karena Amerika yang segitu gedenya panik kok, semua diperiksain," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu.
Sebelumnya, anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP, Dewi Aryani menemukan ada prosedur tes Kemenkes terkait Corona memakan waktu yang lama, yaitu 3-5 hari. Hal itu dinilainya tidak efektif.
"Menkes sebaiknya jujur ada berapa jumlah alatnya dan berapa jumlah pasien yang sudah dites dalam beberapa waktu ini. Kita lihat Singapura, Korea dan lain-lain, mereka sudah melakukan tes kepada puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang. Masa Indonesia hanya melakukan tes hanya kepada sebanyak 300-an orang saja," ujar Dewi Aryani kepada wartawan.
"Tidak masuk akal dengan dengan luasan wilayah dan pintu masuk ke negara ini yang begitu banyak dan beragam. Something is just not right," imbuh Dewi.