Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara terkait panic buying, dia mengatakan, panik merupakan suatu yang lumrah terjadi pada anggota keluarga ketika sakit.
“Yang namanya panik, ya panik itu natural lah. Kalau kita punya anak sakit panas pasti langsung mau cepat-cepat di bawa. Tapi yang paling penting tadi, kita tidak bisa melarang prang panik,”ujar Menteri Erick di Gedung Bulog Sunter, Jakarta, Rabu 4 maret 2020.
Dia mengatakan, melihat kondisi saat ini pemerintah hanya bisa memberikan Edukasi kepada masyarakat terkait virus corona. Selain itu jg pemerintah memastikan stok barang khusus pangan sangat mencukupi.
“Tapi kita memberikan edukasi kepada masyarakat kita siap, stoknya ada. Itu saja yang bisa kita lakukan, kalau dilarang orang panik, enggak mungkin,”paparnya.
Setelah adanya pengumungan tentang dua warga Depok terindikasi virus corona, masyarakat berbondong-bondong menyerbu supermarket untuk membeli bahan pangan dengan jumlah besar.
Fenomena panic buying ini membuat stok bahan pangan sehari hari ludes di sejumlah wilayah jakarta dan Surabaya.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy Mandey. Dengan adanya panic buying, diperkirakan terjadi peningkatan penjualan di ritel 10-15 persen. Dimana bahan pokok yang banyak dibeli masyarakat saat panic buying, yaitu beras dan minyak goreng kemasan.
Dia menjelaskan stok barang yang ludes kemaren telah diisi kembali. Pihaknya sudah langsung menghubungi penyuplai dan pabrik-pabrik untuk mengirimkan kembali barang yang kosong.