Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya tengah menantau 115 warga DKI Jakarta terkait virus corona. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi IX Nihayatul Wafiroh meminta Kemenkes untuk membuka data terkait penyebaran virus corona di Indonesia.
"Kita minta Kemenkes buka data-data, jangan masyarakat dininabobokkan, nanti kita terkaget-kaget," kata Nihayatul Wafiroh kepada wartawan, Senin 2 Maret 2020.
Lebih lanjut, dia meminta Kemenkes tidak menutupi apapun terkait data virus corona.
"Kemenkes jangan menutup-nutupi data virus corona. Kita nanti akan mengecek ke Kemenkes soal data," ujarnya.
Politikus PKB tersebut menuturkan, pemerintah tak perlu takut dengan penurunan jumlah wisatawan dan ekonomi Indonesia terkait penyebaran virus Corona. Sebab, menurutnya, hal itu merupakan konsekuensi dari penyebaran virus corona.
"Kalau yang ditakutkan ekonomi dan wisata turun, itu kan konsekuensi ya," ucap Nihayatul.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi IX lainnya, Melki Lana Lana. Dia menyakini 115 warga yang dipantau sesuai dengan protokol kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Ini kan juga baru masuk kategori terduga, jadi jangankan 115, mau 1.000 orang pun juga sejauh dia terduga, kita memperlakukannya terduga bukan sebagi pasien COVID-19 kan. Jadi kalau dia betul-betul memang mau dia 10 orang pun kalau 1 orangnya terduga orangnya langsung dilokalisir dilakukan protokol sesuai dengan WHO dan sesuai dilakukan Kemenkes lakukan itu," sebut Melki.
"Sekarang ini, jangankan orang itu positif terduga ya, yang baru terduga saja dia langsung dikarantina, diobservasi di ruang khusus dipastikan dia sampai sembuh. Ini baru terduga loh, belom dinyatakan sebagai yang positif. Kalau positif penanganannya lebih ketat lagi, mungkin semua pernah bersentuhan dengan dia langsung dicek ya," imbuhnya.