Sejumlah pria berseragam tentara sempat melakukan penyerangan dan bentrok di Markas Polsek Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut pada Kamis 27 Februari 2020. Dalam bentrok tersebut, tujuh korban luka-luka.
Informasi diperoleh, bentrokan terjadi pagi hari sekira pukul 08.00 WIB. Menurut sumber yang meminta namanya tidak disebut, saat itu Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan bersama beberapa anggota sedang mengatur arus lalu lintas. Ketepatan, ada satu unit truk terbalik di tengah jalan, sehingga ada kemacetan.
Tidak berapa lama kemudian, satu unit mobil Avanza warna hitam meluncur dengan mengambil jalur kanan dan diberhentikan petugas lalu lintas. Ternyata, penumpang dalam mobil Avanza itu tidak diterima disetop sehingga sempat terjadi perdebatan dengan Kapolsek Pahae Jae.
Ia mengatakan, dalam hitungan jam, sejumlah pria berseragam tentara tiba di lokasi. Mereka datang membawa sejenis senjata organik dan senjata tajam (sajam).
“Kira-kira jam satu siang datanglah beberapa orang tentara ke lokasi dengan membawa senjata laras panjang, aspak, duoble stic, dan sangkur. Kemudian langsung mengejar dan memukuli personel Polsek Pahae Jae yang ada di lokasi tersebut,” katanya.
Menurut data sementara, enam orang korban luka masing-masing berinisial RSN, BS, VS, DMS, DBS, dan RLS. Sementara, inisial ES merupakan sipil.
Sementara itu, Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan ketika dikonfirmasi menyarankan agar langsung wawancara ke pihak Polres Tapanuli Utara.
“Wawancara Polres saja, ya,” kata Ramot saat dihubungi wartawan.
Peristiwa penyerangan terhadap markas Polsek Pahae Jae pun viral di media sosial (medsos) Facebook. Sejumlah netizen menyayangkan tindakan penyerangan tersebut. Tindakan brutal tersebut sama sekali tidak mencerminkan seorang aparat penegak hukum.
“Seharusnya, mereka bisa memberi contoh kepada masyarakat sebagai pengayom,” ujar netizen dalam di laman facebook pemilik akun Achiles Macharo.
Saat ditinjau correcto.id pada Jumat 28 Februari 2020 pukul 12.30 WIB, postingan Achiles Macharo telah 1.659 kali dibagikan dan 4,4 ribu komentar.
Pewarta: Ekel Sembiring
Editor: Dedi Sutiadi