Pergerakan masyarakat di China
lumpuh akibat virus corona. Ekonomi China semain melemah, membuat negara
lain khawatir akan ikut terkena dampaknya.
Walaupun begitu, China masih berjuang
membasmi wabah Covid-19 ini. Bank sentral China belum lama ini memutuskan untuk
memusnahkan uang kertas dan logam di China yang berpotensi terpapar virus
Corona. Pada Sabtu 15 Februari, Bank Rakyat China (People's Bank of China)
mengumumkan hal ini.
Menurut informasi terkait virus
corona, benda-benda termasuk tombol elevator, gagang pintu dan benda lain yang
biasa dipegang bergantian seperti uang tunai bisa menjadi media penularan virus
tersebut.
Oleh sebab itu, seluruh bank-bank
di China sekarang harus "membersihkan" uang tunai yang mereka cetak
dengan melakukan disinfeksi dengan cahaya ultraviolet pada suhu yang tinggi,
lalu disimpan 7 hingga 14 hari sebelum disebar ke masyarakat luas.
Sementara cadangan uang tunai di
bank di Wuhan ditingkatkan jadi lebih besar yaitu senilai 4 miliar yuan atau
USD 573,5 juta.
Meskipun masyarakat di kota sudah
menggunakan dompet digital dan uang non tunai untuk bertransaksi, namun transaksi
fisik antar bank antar provinsi tetap akan dibatasi,.
Langkah ini diambil Pemerintah
China sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19 dari sisi finansial.
Direktur Pelaksana Dana Moneter
Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menerangkan jika wabah virus
Corona dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia.
Akibat virus Corona, Ekonomi
global diprediksi tumbuh hanya mencapai 3,3 persen. Angka ini terpangkas
0,1 hingga 0,2 persen
“China saat ini memiliki bagian
yang jauh lebih besar (19 persen) dari ekonomi global daripada selama epidemi
SARS (8 persen). Jadi, jika keadaan memburuk untuk China, ini bukan kabar baik
bagi seluruh dunia, tetapi mereka (China) bekerja sangat keras untuk
mengatasi epidemi ini,” kata Kristalina Senin, 17 Februari 2020.
Kristalina meminta semua
negara-negara untuk saling membantu mengatasi dampak virus corona.
"Ini adalah kasus khusus di
mana saya menyarankan semua orang untuk tidak langsung mengambil kesimpulan
prematur. Masih ada banyak ketidakpastian. Kami beroperasi dengan skenario
(dampak virus) belum dalam proyeksi," ucap Kristalina.