Wali Kota Surabaya Risma Mahara mengunjungi korban bunuh diri di Surabaya. Korban itu adalah istri dan satu anak.
Ia memberikan semangat pada anak korban. Ia sudah satu bulan tidak masuk sekolah karena harus menjaga ayahnya yang tengah stroke.
Apalagi anak tersebut juga masih ingin sekolah. Akhirnya Risma siap menyekolahkannya kembali. Selain itu, ia juga berinisiatif menghidupkan toko kelontong milik istri korban.
"Ibu harus tangguh, ibu harus kuat. Lupakan yang sudah-sudah. Ayo bersama-sama dampingi anak-anak untuk persiapan masa depannya," kata Risma pada istri korban, Jumat 14 Februari 2020.
Risma berusaha untuk menghidupkan api yang sempat padam. Selain itu, di pihak lain Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya Chandra Oratmangun mengatakan akan mendampingi keluarga ini dan memberikan konseling dan trauma healing melalui Dinas Kesehatan Surabaya.
"Istri almarhum ini memang sudah jualan selama ini. Makanya nanti toko kelontongnya yang sudah ada tempatnya ini akan dihidupkan kembali. Sehingga nanti bisa menopang perekonomian keluarganya," ujarnya.
Keluarga tersebut juga akan mendapatkan santunan dari Risma. Termasuk bola, buku dan tas untuk anak korban.
"Tadi sudah dibantu tunai, BPJS BPI untuk semua keluarganya, tas, buku yang ada tanda tangan Bu Wali dan juga bola. Supaya anak itu bisa bangkit dan semangat lagi untuk meraih masa depannya. Sebenarnya Bu Wali juga siap membantu biaya sekolahnya, tapi karena pihak sekolah sudah menggratiskan biaya sekolah anaknya, ya Alhamdulillah," jelasnya.
Tetapi konseling tetap akan difokuskan pada sang anak. Karena diduga mengalami trauma berat. Terlebih anak itu sudah satu bulan penuh meninggalkan sekolah untuk menjaga ayahnya yang sakit stroke.
"Bahkan, anaknya itu yang membuka tali yang digunakan ayahnya untuk bunuh diri. Padahal hanya ditinggal membeli es karena disuruh oleh ayahnya itu, tapi setelah kembali beli es, ternyata ayahnya sudah gantung diri. Sehingga pasti sangat stress dia itu," pungkasnya.