Warga Arab Saudi kini bebas merayakan Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari, setelah sebelumnya dinyatakan haram. Kebebasan merayakan Hari Valentine dimanfaatkan warga Saudi untuk memberikan hadiah kepada orang-orang tercinta mereka.
Hal tersebut disampaikan oleh berbagai media Saudi, di antaranya Arab News dan Al Arabiya. Arab News pada Kamis 13 Februari 2020, menuliskan "cinta di udara dan hati dan bunga di mana-mana saat Kerajaan bersiap merayakan Hari Valentina yang sebelumnya 'haram' besok".
Media Saudi, Al Arabiya pada Jumat 14 Februari 2020 menuliskan, dua tahun lalu toko-toko dilarang menjual mawar merah dan boneka Teddy di Hari Valentine. Benda-benda tersebut dijual sembunyi-sembunyi, takut ditindak polisi agama. Sekarang, benda-benda itu bertebaran di kota-kota besar.
"Tidak biasanya anda melihat orang memakai merah di sekitar Hari Valentine. Bahkan jika seseorang tidak sengaja pakai baju merah, polisi agama akan menghentikan mereka," kata Rania Hassan, seorang warga Riyadh kepada Al Arabiya.
Menurut Al Arabiya, kondisi ini terjadi setelah kabinet pemerintahan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) mengeluarkan dekrit pembatasan kerja Hai’ah Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Komisi untuk Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan) atau singkatnya disebut polisi agama.