Sebanyak 500 staf medis di Kota
Wuhan, China, dilaporkan terinfeksi Covid-19. Hal itu membuat sejumlah rumah
sakit kekurangan perawat dan dokter karena mereka harus diisolasi dan dirawat
intensif, dan memicu keprihatinan di antara para paramedis.
Pemerintah China terus berupaya
menyemangati para dokter dan seluruh staf rumah sakit yang tidak terinfeksi Covid-19.
Namun, mereka diminta tidak mengungkap secara rinci jumlah staf medis rumah
sakit yang terjangkit virus tersebut.
Dokter spesialis menyatakan
jumlah tenaga medis yang terinfeksi virus tersebut, memperlihatkan bahwa Covid-19
sangat mudah menyebar. Kondisi itu dikhawatirkan akan membuat para staf medis
terjangkit virus di rumah sakit.
Hal itu membuat sejumlah tenaga
medis terpukul ketika melihat hasil rontgen sejawatnya yang dinyatakan positif Covid-19.
Jumlah pekerja medis yang
terjangkit Covid-19 di China sangat besar. Ini diduga karena staf medis
kekurangan peralatan pelindung, jam kerja yang panjang dan kurang waspada akan
bahaya penularan virus yang sangat mudah terjadi.
Sampai saat ini sudah tiga tenaga
medis China meninggal usai terinfeksi virus tersebut. Salah satunya adalah
mendiang dr. Li Wenliang yang merupakan salah satu orang yang memperingatkan
pertama kali bahaya penyakit tersebut. Bahkan atasannya, Mei Zhongming, juga
terinfeksi virus tersebut.
Karena jumlah tenaga medis yang
terkena Covid-19 di Wuhan semakin bertambah, pemerintah China terus mengirim
bantuan dari wilayah lain. Dilaporkan sampai hari Rabu (12/2), Jumlah korban
meninggal setelah terinfeksi Covid-19 mencapai 1,107 orang.
Pemerintah provinsi Hubei
menyatakan sampai hari ini tercatat 1,105 orang yang meninggal akibat virus
tersebut. Jumlah orang yang meninggal di luar China akibat virus corona sampai
saat ini berjumlah dua orang, yakni di Filipina dan Hong Kong.