Islamic State of Iraq and Suriah [ISIS], merupakan kelompok militan yang merupakan sempalan dari Al Qaida diketahui berhasil ditumpas oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pada Maret 2019 silam.
Puluhan ribu anggota ISIS menyerahkan diri, sebagian besar pria ditahan di penjara SDF, sementara perempuan dan anak-anak ditampung di berbagai kamp pengungsian seperti Al Hol di Suriah Timur, Al Roj di perbatasan Suriah dengan Irak dan Ein Issa yang berbatasan dengan Turki.
Meski begitu, Pemerintah Indonesia juga menyebut ada sekitar 660 WNI yang diduga sebagai petempur teroris lintas batas atau foreign terrorist fighters (FTF) di beberapa negara, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Nada Fedulla, seorang gadis WNI, dibawa ayahnya yang menjadi anggota ISIS ke Suriah. Nada terpaksa meninggalkan sekolah dan cita-citanya di Indonesia.
Mengutip dari video BBC, Nada Fedulla menceritakan kisahnya saat tergabung dalam ISIS di Suriah.
"Sebelumnya, saya tidak tahu ayah akan membawa kami kesini," - Kata Fedulla.
"Saat bersekolah, saya memiliki cita-cita sebagai seorang dokter dan saya sangat senang sekali belajar,"
Fedulla juga mengaku bahwa ia melihat secara langsung berbagai jenis kekerasan yang dilakukan oleh milisi ISIS yang terjadi di Suriah.
"Ketika itu saya dan keluarga ingin pergi berbelanja, kadang-kadang saya melihat...mereka membantai orang-orang, dan mereka melakukannya di jalanan agar orang-orang bisa melihat. Mereka memenggal kepala dan menaruh mayatnya dijalanan,"
Saat ditanya siapa orang yang paling bertanggung jawab dalam membawa ia menuju Suriah dan bergabung dengan ISIS, Fedulla hanya mengangguk dan tak menampik bahwa semua itu terjadi karena kehendak sang Ayah.
"Bisakah kamu memaafkan Ayah kamu?" ujar wartawan BBC kepada Fedulla.
"Ya... Karena dia juga manusia, semua manusia melakukan kesalahan. Ayah juga sudah meminta maaf kepadaku," kata Fedulla sambil menitihkan airmata.
"Ia sudah meminta maaf dan berusaha memperbaiki kesalahannya, tapi Ayah tak bisa melakukan apapun karena ia dipenjara,"
Fedulla juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat ingin pulang ke Indonesia dan menemukan kembali kedamaian.
"Saya lelah disini, kami akan sangat berterima kasih jika ada orang yang memaafkan kami di Indonesia," tutup Nada Fedulla.