Enrico Kristanto, seorang driver ojek online, harus dilarikan ke Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu 1 Februari 2020 pukul 03.20 WIB usai mengalami luka cukup serius di bagian wajah karena terkena bacokan.
Pria tersebut merupakan satu dari sekian korban penganiayaan tanpa motif atau lebih dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dengan sebutan klitih. Akibat bacokan di bagian wajahnya, ia harus menjalani operasi.
Adi Setyawan selaku Ketua Komunitas Koordinasi Antar Driver Online (KADO) Yogyakarta mengatakan, bahwa Yogyakarta sudah darurat Klitih. Pasalnya tak hanya anak remaja yang menjadi korban. Driver ojolpun juga jadi sasaran.
"Yogyakarta kembali jadi darurat Klitih setelah kasus yang menimpa rekan kami Enrico. Jadi kami tidak tahu apa-apa, sedang dalam tugas untuk menghidupi diri tapi malah kena penganiyaan ini. Jika kecelakaan, memang jelas karena mungkin keteledoran driver. Tapi jika penganiayaan itu, ada unsur kesengajaan untuk melukai orang-orang, tapi kenapa driver ojol yang jadi korban," kata Adi.
Pihaknya sudah mendapat tiga laporan di tahun 2020 ini dari komunitasnya terkait kasus kejahatan di jalan raya yang korbannya driver ojol. Pertama di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, lalu Jalan Kabupaten, Gamping, Sleman dan terkahir di Nanggulan, Kulonprogo.
"Komunitas kami juga bergerak memperhatikan keselamatan pengemudi. Sudah ada tiga kasus yang kami terima tahun ini. Harusnya ini jadi perhatian bersama terutam pihak kepolisian," kata dia.
Adi yang juga relawan untuk rekan driver online ketika mengalami musibah mengatakan koordinasi dengan pihak aparat pernah mereka lakukan. Namun hingga kini belum sepenuhnya keselamatan driver terjamin.
"Jadi kami hanya bisa berharap kepada polisi. Memang keselamatan menjadi pribadi masing-masing driver, tapi Yogyakarta yang kami nilai darurat Klitih, harusnya polisi lebih giat lagi untuk melakukan tindakan," tambahnya