Hari terakhir gelaran Bali
Digital Fashion Week 2022 menghadirkan talkshow tentang web3 yang digelar di T-Hub
by Tokocrypto, Bali. Talkshow ini menghadirkan sejumlah pembicara termasuk Founder
MAJA Labs, Adrian Zakhary.
BDFW 2022 telah diselenggarakan selama satu minggu secara online dan offline dari Bali mulai tanggal 10 Desember 2022 hingga 16 Desember 2022. Harapannya, dari BDFW 2022 masyarakat semakin mengenal perkembangan dunia digital termasuk digital fashion dan peluangnya di Indonesia.
Talkshow BDFW 2022
Di hari terakhir
penyelenggaraannya, BDFW 2022 menghadirkan talkshow dengan tema “SEA Web3
Insight and Economic Outlook in 2023”. Talkshow Bali ini menghadirkan sejumlah
pembicara seperti Founder MAJA Labs Adrian Zakhary, Faculty Member of BI
Institue Edo Lavika, Venture Capitalist Tarreq Kemal, dan dipandu oleh COO MAJA
Labs Prayogo sebagai moderator.
Selain itu, BDFW juga memberikan
sejumlah penghargaan bagi sosok-sosok yang dinilai memiliki peran dalam perkembangan
dunia digital di Indonesia termasuk di acara BDFW 2022.
Relevansi Pertumbuhan Web3 dengan Ekonomi di Indonesia
Dalam talkshow tersebut dibahas
mengenai perkembangan Web3 di Indonesia dan apa dampaknya bagi sektor ekonomi.
Adrian Zakhary sebagai salah satu tokoh yang dikenal gencar mensosialisasikan
ekosistem Web3 mengungkapkan bahwa pertumbuhan Web3 di Indonesia memang masih
belum besar, namun kedepannya akan semakin besar.
Menurut Adrian, saat ini
masyarakat masih selalu melihat keuntungan apa yang akan didapat dari Web3 padahal
peluangnya lebih besar daripada itu.
“Di awal tahun penggunaan Web3
itu masih agak jarang untuk lokal di Indonesia saya perhatikan, tapi
orang-orang yang dari luar yang tinggal di Bali lalu juga komunitas antar negara
itu juga udah ngomongin Web3. Web3 ini menjadi salah satu masa depan tapi saat
ini kita masih di nina bobokan dari sisi tradingnya,” ujar Adrian
“Kalau kita bicara digital hari
ini dan kedepannya, digital adalah sebuah medium digital adalah soal tools yang
penting dia harus punya impact terhadap dunia nyata,” imbuhnya.
Perkembangan web3 tentu akan
berdampak pada berbagai sektor termasuk fashion hingga e-commerce. Tak bisa dielakan
bahwa sektor-sektor tersebut akan membawa dampak bagi ekonomi Indonesia. Terlebih
Web3 akan dinilai menarik oleh investor karena memiliki value tersendiri. Hal
tersebut diungkapkan oleh Tarreq Kemal selaku Venture Capitalist.
“Dari kacamata investor kita gak
hanya mau Web3 investasinya di web3, enggak. Tapi kita juga melihat bahwa
sektor lain yang menggunakan web3 ini juga dapet value. Ini yang saya lihat
memang gak cepat, memang pasti butuh proses, tapi ini adalah suatu sektor yang
menarik sekali karena dia akan menjadi katalis yang nantinya bisa memajukan
ekonomi Indonesia,” ungkap Tarreq.
Masyarakat Harus Mengaktualisasi Diri agar Mampu Masuk ke Era Web3
Menurut data hasil riset Google
Temasek terbaru yang menunjukan potensi ekonomi digital Indonesia mencapai 5500
triliun di tahun 2030. Melihat peluang tersebut, lantas apa yang harus
dilakukan oleh bangsa Indonesia agar tidak hanya sebagai penonton.
Menurut Tarreq, mengedukasi
komunitas dan masyarakat seperti apa yang dilakukan MAJA Labs selama ini adalah
salah satu cara terbaik. Ia menilai masyarakat yang cakap digital itu akan
penting dan dapat meyakinkan para investor sehingga Indonesia dinilai siap
untuk masuk ke dunia web3.
“Dari komunitas seperti ini aja
udah bagus banget yang pertama pasti mengedukasi, yang kedua adalah mengajak
masyarakat untuk lebih cakap digital karena itu penting, karena ketika mereka
cakap digital mereka masuk ke ekosistem digital ini jadi kepercayaan bagi
investor bahwa kita udah ready untuk masuk ke Web3,” ucap Tareeq
Sementara itu, Edo Lavika selaku Faculty
Member of BI Institue mengungkapkan bahwa masyarakat saat ini harus terus mengaktualisasi
diri. Karena di era Web3, pengetahuan kita di masa lalu tidak akan relevan lagi.
Dengan terus mencari informasi diharapkan kita dapat berjalan beriringan dengan
perkembangan web3 itu sendiri dan memanfaatkan peluang.
“Apa yang kita tahu itu gak relevan kalau untuk dunia Web3 ini, apa yang kita tahu di masa lalu itu gak relevan tapi seberapa hebat kit acari tahu dan cari yang tahu,” kata Edo.
Baca juga: BDFW 2022 Gelar Talkshow “Indonesia Culture Into Digital Fashion & WEB3” di Beachwalk Kuta, Bali
Sebagai teknologi baru, tentunya
Web3 masih mendapatkan pro dan kontra serta berbagai penilaian skeptis dari
masyarakat. Meski begitu, Adrian menilai kita tidak boleh berhenti untuk terus
mengenalkan Web3. Karena Web3 ini memiliki dampak bagi dunia nyata dan tentunya
masyarakat harus terus diberikan edukasi.
“Jadi saya setuju bahwa bagaimana
temen-temen yang skeptis ini kita tetep ajak diskusi, kita tetep ajak mereka
mengenalkan bahwa ini yang kita lakukan. Selama itu punya impact saya yakin
mereka juga akan tetep respect dengan kita,” ujar Adrian Zakhary.