Talkshow Pamungkas BDFW 2022, Bahas Relevansi Web3 dan Ekonomi di Indonesia

Talkshow Pamungkas BDFW 2022, Bahas Relevansi Web3 dan Ekonomi di Indonesia

Ajeng Conny Pradestina
2022-12-17 10:04:28
Talkshow Pamungkas BDFW 2022, Bahas Relevansi Web3 dan Ekonomi di Indonesia
Founder MAJA Labs, Adrian Zakhary

Hari terakhir gelaran Bali Digital Fashion Week 2022 menghadirkan talkshow tentang web3 yang digelar di T-Hub by Tokocrypto, Bali. Talkshow ini menghadirkan sejumlah pembicara termasuk Founder MAJA Labs, Adrian Zakhary.

BDFW 2022 telah diselenggarakan selama satu minggu secara online dan offline dari Bali mulai tanggal 10 Desember 2022 hingga 16 Desember 2022. Harapannya, dari BDFW 2022 masyarakat semakin mengenal perkembangan dunia digital termasuk digital fashion dan peluangnya di Indonesia.

Baca juga: Penutupan Bali Digital Fashion Week 2022, Founder MAJA Labs Adrian Zakhary: Indonesia Bisa Berjaya di Era Web3

Talkshow  BDFW 2022


Di hari terakhir penyelenggaraannya, BDFW 2022 menghadirkan talkshow dengan tema “SEA Web3 Insight and Economic Outlook in 2023”. Talkshow Bali ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti Founder MAJA Labs Adrian Zakhary, Faculty Member of BI Institue Edo Lavika, Venture Capitalist Tarreq Kemal, dan dipandu oleh COO MAJA Labs Prayogo sebagai moderator.

Selain itu, BDFW juga memberikan sejumlah penghargaan bagi sosok-sosok yang dinilai memiliki peran dalam perkembangan dunia digital di Indonesia termasuk di acara BDFW 2022.

Relevansi Pertumbuhan Web3 dengan Ekonomi di Indonesia


Dalam talkshow tersebut dibahas mengenai perkembangan Web3 di Indonesia dan apa dampaknya bagi sektor ekonomi. Adrian Zakhary sebagai salah satu tokoh yang dikenal gencar mensosialisasikan ekosistem Web3 mengungkapkan bahwa pertumbuhan Web3 di Indonesia memang masih belum besar, namun kedepannya akan semakin besar.

Menurut Adrian, saat ini masyarakat masih selalu melihat keuntungan apa yang akan didapat dari Web3 padahal peluangnya lebih besar daripada itu.

“Di awal tahun penggunaan Web3 itu masih agak jarang untuk lokal di Indonesia saya perhatikan, tapi orang-orang yang dari luar yang tinggal di Bali lalu juga komunitas antar negara itu juga udah ngomongin Web3. Web3 ini menjadi salah satu masa depan tapi saat ini kita masih di nina bobokan dari sisi tradingnya,” ujar Adrian

“Kalau kita bicara digital hari ini dan kedepannya, digital adalah sebuah medium digital adalah soal tools yang penting dia harus punya impact terhadap dunia nyata,” imbuhnya.

Perkembangan web3 tentu akan berdampak pada berbagai sektor termasuk fashion hingga e-commerce. Tak bisa dielakan bahwa sektor-sektor tersebut akan membawa dampak bagi ekonomi Indonesia. Terlebih Web3 akan dinilai menarik oleh investor karena memiliki value tersendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh Tarreq Kemal selaku Venture Capitalist.

“Dari kacamata investor kita gak hanya mau Web3 investasinya di web3, enggak. Tapi kita juga melihat bahwa sektor lain yang menggunakan web3 ini juga dapet value. Ini yang saya lihat memang gak cepat, memang pasti butuh proses, tapi ini adalah suatu sektor yang menarik sekali karena dia akan menjadi katalis yang nantinya bisa memajukan ekonomi Indonesia,” ungkap Tarreq.

Masyarakat Harus Mengaktualisasi Diri agar Mampu Masuk ke Era Web3


Menurut data hasil riset Google Temasek terbaru yang menunjukan potensi ekonomi digital Indonesia mencapai 5500 triliun di tahun 2030. Melihat peluang tersebut, lantas apa yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia agar tidak hanya sebagai penonton.

Menurut Tarreq, mengedukasi komunitas dan masyarakat seperti apa yang dilakukan MAJA Labs selama ini adalah salah satu cara terbaik. Ia menilai masyarakat yang cakap digital itu akan penting dan dapat meyakinkan para investor sehingga Indonesia dinilai siap untuk masuk ke dunia web3.

“Dari komunitas seperti ini aja udah bagus banget yang pertama pasti mengedukasi, yang kedua adalah mengajak masyarakat untuk lebih cakap digital karena itu penting, karena ketika mereka cakap digital mereka masuk ke ekosistem digital ini jadi kepercayaan bagi investor bahwa kita udah ready untuk masuk ke Web3,” ucap Tareeq

Sementara itu, Edo Lavika selaku Faculty Member of BI Institue mengungkapkan bahwa masyarakat saat ini harus terus mengaktualisasi diri. Karena di era Web3, pengetahuan kita di masa lalu tidak akan relevan lagi. Dengan terus mencari informasi diharapkan kita dapat berjalan beriringan dengan perkembangan web3 itu sendiri dan memanfaatkan peluang.

“Apa yang kita tahu itu gak relevan kalau untuk dunia Web3 ini, apa yang kita tahu di masa lalu itu gak relevan tapi seberapa hebat kit acari tahu dan cari yang tahu,” kata Edo.

Baca juga: BDFW 2022 Gelar Talkshow “Indonesia Culture Into Digital Fashion & WEB3” di Beachwalk Kuta, Bali

Sebagai teknologi baru, tentunya Web3 masih mendapatkan pro dan kontra serta berbagai penilaian skeptis dari masyarakat. Meski begitu, Adrian menilai kita tidak boleh berhenti untuk terus mengenalkan Web3. Karena Web3 ini memiliki dampak bagi dunia nyata dan tentunya masyarakat harus terus diberikan edukasi.

“Jadi saya setuju bahwa bagaimana temen-temen yang skeptis ini kita tetep ajak diskusi, kita tetep ajak mereka mengenalkan bahwa ini yang kita lakukan. Selama itu punya impact saya yakin mereka juga akan tetep respect dengan kita,” ujar Adrian Zakhary.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30