Hari ketiga Bali Digital Fashion Week 2022 menghadirkan
talkshow bertema "Wianta Legacy for GenZ & Milenials". Diskusi ini membahas
mengenai karya-karya dari maestro Made Wianta. Kali ini, rangkaian acara BDFW
2022 mengambil lokasi di Superlative Gallery, Legian, Bali.
Selain itu, BDFW 2022 hari ketiga juga diisi dengan berbagai kegiatan menarik lainnya seperti NFT & ART Tour, Phygital Talkshow serta AR dan VR Experience.
Baca juga: BDFW 2022 Gelar Talkshow “Indonesia Culture Into Digital Fashion & WEB3” di Beachwalk Kuta, Bali
Talkshow “Wianta Legacy for GenZ & Milenials”
Talkshow bertema “Wianta Legacy for GenZ & Milenials” yang
digelar pada Selasa, 12 Desember 2022 ini menghadirkan sejumlah narasumber.
Mereka adalah Nicolaus F. Kuswanto (The Director of Gallery ZEN1), Rakajana
(Seniman Muda Bali) serta Bagas (Founder of Aephodea). Diskusi ini dipandu oleh
COO MAJA Labs, Prayogo.
Raka Jana Sebut Made Wianta Seniman yang Konsisten Berkarya
Made Wianta adalah maestro seni lukis asal Bali yang memiliki
banyak karya terkenal. Salah satunya adalah The Flying Triangle. Menurut Raka
Jana, Made Wianta adalah seniman yang konsisten dengan karya yang dapat menjadi
bekal bagi generasi muda untuk berkarya.
"Tapi yang saya tahu pasti bahwa Wianta ini sangat
konsisten dan karyanya sangat banyak. Dan tadi kata kuncinya adalah melampaui
jaman,” ungkap Raka Jana.
“Saya sebagai generasi muda belajar banyak dari Wianta bahwa
ya kita sebagai sebagai seorang seniman ya kita memang harus berkarya, kita
harus menciptakan sesuatu yang memang syukur syukur nanti mudah mudahan bisa
menjadi legacy untuk generasi selanjutnya yang bisa itu menjadi bekal mereka
untuk berkarya," imbuhnya.
Triangle Jadi Lambang yang Paling Sering Digunakan oleh Made Wianta
Sementara itu, Nicolaus F Kuswanto yang merupakan Direktur
Galeri Zen1 mengaku telah mengenal sosok Made Wianta sejak tahun 2007 dan telah
mengaguminya sejak lama. Nico juga mengungkapkan bahwa karya The Flying
Triangle milik made Wianta ini menggambarkan sosok sang maestro yang tetap
memiliki aturan hidup sebagai manusia dalam berkarya.
“Triangle ini lambang yang paling sering banget dipakai oleh
almarhum made Wianta. Triangle ini kalau saya bisa transformasikan ke teman
teman di takarannya, seliar-liarnya pak Wianta berkarya dia tetap mempunyai
tatanan hidup sebagai manusia biasa, sebagai seorang Hindu. Dilambangkan di
segitiga, jadi apapun yang kita lakukan harus ada aturannya," ucap
Nicolaus.
Merawat karya Made Wianta
Sebagai sebuah legacy, karya Made Wianta harus terus dilestarikan
agar tidak termakan oleh jaman. Bagas sebagai Founder of Aerophodea yang juga
melahirkan NFT Duck Goes Places, mengungkapkan generasi saat ini dapat
memanfaatkan Web 3 dan NFT untuk merawat karya-karya seniman seperti Made
Wianta untuk agar tak lekang oleh jaman,
“Sekarang kan yang lagi happening banget kan Web3, NFT, nah kita untuk merawatnya itu dengan merespon dari karya NFT. Jadi biar tetap eksis untuk merawat legacy Pak Wianta dan tidak termakan oleh jaman,” kata Bagas.
Baca juga: Sustainable Fashion Show di BDFW 2022, Tampil Gaya dengan Barang Bekas Gak Ketinggalan Jaman
Selain merawat karya Made Wianta dengan terknologi digital, generasi
muda tentunya perlu terus melanjutkan semangat beliau untuk konsisten berkarya.
“Yang Paling penting adalah meneruskan semangat beliau dalam berkarya. Saya wajib menyampaikan ini ke generasi muda untuk semangat konsisten berkarya jangan sampai kalah dengan Pak Made Wianta, kita teruskan semangatnya, kita berkarya lagi,” ucap Raka Jana.