Tradisi ritual 1 suro atau malam 1 suro yang jatuh setiap tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah dan menurut kalender masyarakat Jawa ini, memiliki sejumlah tradisi ritual dan amalan bagi umat Islam.
Kata suro sendiri memiliki makna sebagai bulan pertama dalam kalender Jawa-Islam yang merujuk pada bulan Muharram yang merupakan awal dari bulan Hijriah.
Pencetus kata 'suro'
Dilansir dari berbagai sumber, kata suro berasal dari kata Asyura atau amalan sunah ibadah puasa pada tanggal 10 Muharram yang dicetuskan oleh para pemimpin Kerajaan Mataram Islam bernama Sultan Agung.
Kata suro juga merupakan sarana dakwah agama Islam dan menyatukan masyarakat Jawa yang terpecah antara kaum Abangan yang erat dengan kejawen dan Putihan yang erat dengan agama Islam.
Malam 1 suro sendiri akan jatuh pada Senin 9 Agsustus 2021.
Ritual tradisi 1 suro
Dalam tradisi Jawa, malam 1 suro ini identik dengan suasana sakral dan magis. Selain itu, juga terdapat beberapa larangan yang harus dihindari untuk mencegah hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh makhluk gaib yang tak kasat mata.
Tata cara tradisi ritual 1 suro dilakukan dengan oleh kebanyakan masyarakat Jawa ini, dilakukan dengan berbagai cara.
Seperti tapa bisu, tirakatan, kungkum, kirab budaya, dan pencucian pusaka yang memiliki nilai sejarah atau memiliki kekuatan gaib yang tak kasat mata.
Amalan 1 suro bagi umat Islam
Selain penuh dengan serangkaian ritual dalam tradisi ritual 1 suro atau malam 1 suro, terdapat amalan 1 suro yang sangat baik dilakukan oleh umat Islam.
Seperti, puasa asyura dan puasa tasu'a yang memiliki banyak keutamaan. Seperti, dilipatkan pahalanya dan dihapuskan dosa selama satu tahun yang lalu oleh Allah SWT.
Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk bertaubat dan perbanyak sedekah.