Sebanyak 180 atlet LGBTQ atau Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer yang berlaga pada Olimpiade Tokyo 2020 yang dibuka sejak Jumat 23 Juli 2020.
Salah satunya adalah Quinn, yang merupakan atlet sepak bola putri asal Kanada. Tidak hanya Quinn, terdapat beberapa nama lainnya yang merupakan atlet transgender atau nonbiner lainnya yang berlaga dan memperebutkan medali di Olimpiade Tokyo 2020 yang berjumlah 180 orang.
180 atlet LGBTQ
Dilansir dari Voa Indonesia, Rabu 4 Agustus 2021, terdapat 180 atlet LGBTQ yang berlaga di Olimpiade 2020 yang diadakan di Tokyo, Jepang ini.
Seperti, Laurel Hubbard yang berasal dari Selandia Baru yang merupakan seorang atlet angkat besi, Alana Smith asal Amerika Serikat pada cabang olahraga skateboard, Chelsea Wolfe yang juga berasal dari Amerika Serikat di cabang olahraga balap sepeda BMX, dan 176 atlet LGBTQ lainnya yang berlaga dalam ajang Olimpiade 2020 ini.
Jumlah tersebut, merupakan perhitungan dari situs olahraga LGBTQ Outsport.
Peraih medali
Meskipun sebagai atlet LBGTQ atau Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer, Quinn dan beberapa atlet lainnya dapat membuktikan diri dengan meraih medali dalam perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Sekedar informasi, tim sepak bola putri Kanada yang diperkuat oleh Quinn ini akan bertanding melawan tim sepak bola Swedia beberapa hari mendatang untuk memperebutkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Partai final tersebut, merupakan partai final pertama bagi tim sepak bola putri Kanada dalam mengikuti Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam sebuah postingan di akun Instagram miliknya, Quinn mengakui dirinya merupakan seorang atlet LGBTQ pada awal tahun 2021 ini dan menjadi atlet LGBTQ pertama sejak perhelatan 125 tahun olimpiade.
Masih dalam postingannya, Quinn juga meminta kepada semua orang untuk menerima orang-orang LGBTQ lainnya.
Perizinan atlet LGBTQ
Para atlet LGBTQ mulai diizinkan berlaga dalam olimpiade sejak Olimpiade Musim Dingin 2014 di Rusia.
Sejak saat itu, para atlet LGBTQ tersebut dapat mengikuti olimpiade-olimpiade selanjutnya. Seperti Quinn yang mengungkapkan perasaan bahagianya setelah mendapatkan sebuah pencapaian yang berharga dalam hidupnya.
Sayangnya, terdapat beberapa atlet LGBTQ yang tidak dapat berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 karena tidak lolos dalam kualifikasi di negara mereka masing-masing. Padahal, Komite Olimpiade Internasional telah mengizinkan atlet LGBTQ berlaga dalam setiap ajang olimpiade dengan sejumlah syarat.
Seperti atlet pria transgender dapat berlaga dalam semua kategori di sebuah olimpiade tanpa ada batasan.
Begitu juga atlet perempuan transgender harus mempunyai kadar testosteron di bawah 10 nanomol per liter darah dalam waktu 12 bulan sebelum berkompetisi dalam sebuah olimpiade. Terutama Olimpiade Tokyo.