Ini Beberapa Bahaya Bagi Kesehatan Jika Makan Terlalu Terburu-buru

Ini Beberapa Bahaya Bagi Kesehatan Jika Makan Terlalu Terburu-buru

Alpandi Pinem
2021-07-26 18:39:13
Ini Beberapa Bahaya Bagi Kesehatan Jika Makan Terlalu Terburu-buru
Ilustrasi Makan Terburu-buru (Sumber Foto: Int).


Makan merupakan suatu prioritas untuk dilakukan. Dengan makan, dapat melangsungkan hidup manusia dalam jangka waktu yang panjang. Makanan sehat dan bergizi menjadi sumber terbaik bagi tubuh, agar tidak mudah terserang penyakit.

Tidak cukup dengan itu, makan juga memiliki tata cara. Yaitu, makan tanpa terburu-buru dan mengunyah makanan sampai lunak baru dapat ditelan.

Namun dimasa pandemi covid-19  dalam aturan baru Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat Level 4 atau PPKM Level 4 yang terbaru ini, pemerintah mengizinkan untuk makan di tempat atau dine in di restoran atau tempat makan maksimal 20 menit.

Dengan aturan tersebut, otomatis setiap pengunjung akan makan dengan terburu-buru. Namun, makan dengan terburu-buru ternya dapat berbahaya dan meningkatkan risiko sejumlah penyakit.

Baca Juga: Beberapa Kesalahan Saat Berhubungan Badan yang Bikin Susah Hamil

Berikut inilah beberapa bahaya makan terlalu terburu-buru:

1. Tersedak

Salah satu bahaya makan terburu-buru adalah tersedak. menurut ahli kesehatan masyarakat, dokter Tan Shot Yen mengatakan orang yang makan terburu-buru cenderung mengunyah secara cepat sehingga potongan makanan masih terlalu besar.

Akibatnya, makanan bisa menyangkut di tenggorokan atau tersedak. Kondisi ini dapat menutup aliran udara yang dapat membuat seseorang tidak bisa bernapas.

2. Gangguan pencernaan

Terkadang saat sudah lapar, kita cenderung memakannya dengan sangat cepat. Tidak menikmatinya, tapi justru dikalahkan oleh rasa lapar yang bikin perut cepat kenyang namun menjadi begah.

Kebiasaan makan ini mampu membawa pengaruh buruk pada sistem pencernaan. Menurut US National Library of Medicine dampak ini umum terjadi kalau tubuh terlalu sering makan dengan waktu singkat.

Hal itu justru mengakibatkan, reaksi tubuh jadi tidak enak, perut serasa terbakar dan ada hawa panas. Lebih buruknya lagi, dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu.

Baca Juga: Ini Beberapa Obat Semprot yang Bisa Kamu Coba Untuk Hidung Tersumbat

3. Berat badan cepat naik

Penelitian International Journal of Obesity tahun 2015 menemukan saat tubuh makan secara lahap dan terburu-buru hal ini bisa berimbas pada BMI lebih tinggi serta berat badan naik secara drastis. Sebab, saat makanan terus masuk ke tubuh ini berisiko pada penumpukan kalori berlebih.

Menurut ahli gizi Sarah Pflugradt, RDN, LDN, seseorang yang keseringan mengonsumsi makanan secara cepat mampu meningkatkan hormon ghrelin dalam tubuhnya. Maka dari itu, mereka selalu merasa lapar dan tidak menyadari kalau sebenarnya tubuh tidak perlu mendapat asupan berlebih.

4. Sulit membedakan rasa lapar dan kenyang

Mengutip Livestrong, kebiasaan makan satu ini memperburuk emosi kita. Berujung, kita jadi melupakan sensasi lapar maupun kenyang yang seharusnya bisa kita rasakan.

“Makan dengan cepat mampu mengurangi keakuratan pada otak kita. Bila tubuh sering menerapkan kebiasaan ini, otak tidak dapat mengingat makanan apa yang sudah dikonsumsi sebelumnya," kata Fear, penulis buku Lean Habits for Lifelong Weight Loss.

"Padahal, mengambil kembali memori perihal makanan yang telah kita konsumsi itu penting, untuk jadi takaran porsi atau kalori makan ke depannya. Akhirnya, kebiasaan makan cepat hanya membuat tubuh merasa perlu mendapat lebih banyak makanan lagi.”

Baca Juga: Ingin Tingkatkan Imun Tubuh? Coba 4 Minuman Sehat yang Bisa Anda Racik Dirumah

5. Berpengaruh ke kesehatan jangka panjang

Menurut studi BMC Public Health tahun 2018 menjelaskan kalau seseorang yang makan terlalu cepat berisiko terkena gangguan penyakit mematikan. Di antaranya tekanan darah tinggi, kolesterol, peningkatan lemak perut, serta tingginya gula darah.

Bahkan, Fear berpendapat terlalu sering menerapkan pola makan ini, membuat tubuh jadi lebih memilih makanan siap saji dan instan yang kurang nutrisi. “Jadi dampak negatifnya tidak hanya meningkatkan jumlah kalori. Melainkan, zat aditifnya pun bertambah, seperti gula atau perasa tambahan salah satunya,” tutup Fear.


Share :