Menteri BUMN lakukan pemeriksaan mendadak atau sidak ketersediaan dan harga obat terapi Covid-19 di sejumlah apotek Kimia Farma di Jakarta. Erick menegaskan bahwa hal tersebut merupakan keharusan sebagai tanggung jawab seorang pemimpin.
Pada Senin 5 Juli 2021 Erick Thohir turun langsung mengecek ketersediaan obat-obat yang digunakan untuk penanganan Covid-19. Erick datang langsung ke sejumlah apotek Kimia Farma di Jakarta salah satunya yang berlokasi di Kebayoran Lama, Tebet, dan juga Matraman.
Baca juga: Biodata dan Agama Erick Thohir dari Wikipedia: Profil, Pendidikan dan Istri, Menteri BUMN Sukses
Erick Thohir pastikan harga obat murah
Sidak yang dilakukan Erick Thohir salah satunya dilatarbelakangi oleh kabar bahwa harga untuk obat-obat terapi covid-19 tinggi di pasaran. Erick mengatakan bahwa akan menindak tegas oknum yang memainkan harga obat di pasaran. Erick menegaskan obat untuk terapi Covid-19 harus dijual murah sesuai aturan yang telah ditetapkan.
"Kita bantu proses obat Paviravir dan obat Ivermectin dan saya yakinkan kalau ada permainan di pasar, kita intervensi lagi. Agar rakyat dapat proses obat murah dan kita ingin negara hadir agar rakyat mendapatkan akses obat murah dan kepastian obat ini dengan harga yang baik," ungkap Erick Thohir Senin 5 Juli 2021
Erick Thohir marah
Erick merasa sedih karena di tengah situasi rakyat yang alami kesusahan seperti sekarang masih ada saja oknum-oknum yang tega mempermainkan harga. Dirinya marah dan berjanji akan membersihkan oknum-oknum tersebut dengan pengawasan ketat di internal.
"Saya sedih dan marah kenapa pada saat masyarakat sedang membutuhkan dan ini sudah sering terjadi," Tegasnya.
Baca juga: Buka Suara Soal Kartu Kredit Rp 30 Miliar yang Dibongkar Ahok, Ini Tanggapan Erick Thohir
Turun langsung Bentuk tanggung jawab sebagai pemimpin
Erick mengatakan bahwa dirinya tidak sungkan untuk turun langsung ke lapangan memastikan semuanya sesuai aturan. Hal tersebut menurutnya sudah menjadi keharusan dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin.
"Kita sebagai pemimpin apalagi diberikan amanah, pak presiden saja turun ke bawah, ya kita sebagai pembantu-pembantu presiden ya harus turun ke bawah tapi tentu dengan protokol kesehatan dan kita harus pastikan itu. Ini tentu risiko jabatan, apalagi dengan kondisi yang tidak pasti ini akses obat kepada publik terjadi dan saya yakinkan kita hadir di sini bukan karena apa-apa, karena ingin melayani dan kita akan memastikan tadi keberpihakan itu terus berkelanjutan," ungkap Erick.