Menteri Erick Thohir baru-baru ini mengungkapkan bahwa Obat Ivermectin akhirnya mendapat izin dari BPOM.
Tak hanya Erick Thohir saja, negara Inggris Raya juga tengah mempelajari Obat Ivermectin sebagai obat untuk terapi covid-19.
Studi Prinsip akan membandingkan mereka yang diberi obat Ivermectin dengan pasien yang menerima perawatan NHS biasa.
Baca Juga: Manfaat Obat Ivermectin yang Gak Diketahui, Erick Thohir: BUMN Akan Produksi untuk Rakyat
Pasalnya obat Ivermectin tersebut menjadi kontroversial setelah dipromosikan untuk digunakan di seluruh Amerika Latin dan Afrika Selatan, meskipun sejauh ini belum terbukti.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa studi sebelumnya Ivermectin umumnya kecil atau berkualitas rendah.
Ivermectin paling sering digunakan untuk mengobati infeksi parasit seperti kebutaan sungai, disebarkan oleh lalat, Ivermectin juga telah terbukti membunuh virus di cawan petri di laboratorium - meskipun, pada dosis yang jauh lebih tinggi daripada yang biasanya diresepkan untuk orang.
Dr Aurora Baluja, seorang ahli anestesi dan dokter perawatan kritis, mengatakan Ivermectin sering diberikan di bagian dunia di mana terdapat insiden infeksi parasit yang tinggi.
Terlepas dari kurangnya bukti yang baik sejauh ini, Ivermectin telah digunakan oleh dokter atau oleh individu yang mengobati sendiri di negara-negara termasuk Brasil, Bolivia, Peru, Afrika Selatan, dan AS.
Bahkan di negara AS, penyedia SingleCare mengatakan 817 resep telah diisi untuk Ivermectin (yang juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi kulit seperti rosacea) pada Januari dan Februari 2021, dibandingkan dengan 92 pada periode yang sama tahun lalu.
Dilansir dari BBC Dr Stephen Griffin di University of Leeds mengatakan, "seperti hydroxychloroquine sebelumnya, ada banyak penggunaan off-label obat ini," terutama berdasarkan studi virus di laboratorium, bukan pada manusia.
Baca Juga: Arya Sinulingga Dukung Menteri Erick Thohir soal Ivermectin: Jangan Diplintir
"Bahaya dengan penggunaan off-label seperti itu adalah penggunaan obat menjadi didorong oleh kelompok kepentingan tertentu atau pendukung pengobatan non-konvensional dan menjadi dipolitisasi," ujarnya.
Ia juga menambahkan dengan adanya percobaan ini harus memberikan "jawaban akhir" apakah Ivermectin harus digunakan untuk mengobati virus corona atau tidak.
Tim Oxford juga mengatakan bahwa mereka telah memilih Ivermectin untuk dimasukkan dalam uji coba karena "tersedia secara global" dan diketahui relatif aman (walaupun, seperti kebanyakan hal, itu bisa menjadi racun pada dosis yang sangat tinggi).
Oxford menambahkan, uji coba berskala kecil menunjukkan bahwa pemberian obat ivermectin lebih awal dapat mengurangi viral load dan durasi gejala pada beberapa pasien Covid-19 bergejala ringan.