Baru-baru ini juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, vaksin Covid-19 produksi Sinopharm memiliki tingkat efikasi yang cukup tinggi. Menurut Wiku vaksin ini tercatat mempunyai efikasi lebih dari 70 persen.
"Studi klinis fase 3 pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen. Hasil pengukuran imunogenisitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," jelas Wiku dalam keterangan tulis, Sabtu 29 Mei 2021
Wiku menjelaskan, vaksin Sinopharm telah mendapatkan persetujuan Emergency Use of Authorization (EUA) di lebih dari 27 negara, termasuk Indonesia. Vaksin ini juga telah mendapatkan Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.
Dalam studi klinis fase 3 kepada lebih dari 42 ribu subyek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, kata Wiku, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen.
Meski begitu, Wiku mengingatkan bahwa vaksin saja belum cukup memberikan perlindungan prima dalam mencegah penularan virus corona.
“Karena seluruh jenis pengendalian Covid-19 saling melengkapi, dan tidak bisa berdiri sendiri dan dijalankan dalam waktu bersamaan,” ujarnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan EUA vaksin Sinopharm pada 30 April 2021. Vaksin dengan platform inactivated virus atau virus yang dimatikan, di Indonesia didaftarkan dan didistribusikan oleh PT Kimia Farma, dengan nama Sars-CoV-2 Vaccine Vero Cell Inactivated, singkatnya Vaksin Sinopharm.
Sementara itu terkait perkembangan terbaru dari hasil Whole Genome Sequencing (WGS) per 25 Mei 2021, ada sebanyak 1.744 WGS yang dikumpulkan ke bank data GISAIDM, di mana sebanyak 1.711 di antaranya sudah selesai dilakukan.
Sedangkan untuk varian of concern yang terdeteksi ialah jenis B117 sebanyak 16 kasus, varian B1617+ sebanyak 27 kasus, varian B1351 sebanyak dua kasus dan varian B1525 sebanyak 1 kasus.