Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi menyebutkan bahwa moderasi beragama penting digencarkan di Indonesia. Ini merupakan strategi untuk merawat keberagaman di Indonesia.
Salah satu program yang terus dikampanyekan dan disiarkan oleh Kementerian Agama adalah Penguatan Moderasi Beragama. Program ini merupakan program prioritas, bahkan telah menjadi nafas di Kementerian Agama Republik Indonesia.
Menurut Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi Program Penguatan Moderasi beragama adalah sebuah upaya untuk merawat Indonesia yang beragam suku, budaya, ras, dan juga agama. Menurutnya sejak awal upaya-upaya seperti ini telah dilakukan para pendiri bangsa dengan Pancasila untuk, suatu konsepsi yang telah menyatu bangsa Indonesia.
"Penguatan moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan. Sebagai bangsa yang sangat heterogen, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya," jelas Wamenag saat berbicara pada pelantikan dewan Pengurus Pusat Generasi Muda Pembaharu Indonesia (Gempar) periode 2021-2026, di Jakarta, Sabtu 22 Mei 2021.
Menurut Zainut Indonesia adalah negara yang sangat agamis walau secara konsepsi bukan berdiri sebagai negara agama. Lewat Pancasila Indonesia hadir sebagai suatu bangsa yang toleran, santun dan terbuka untuk berdialog.
"Itulah sesungguhnya jati diri Indonesia, negeri yang sangat agamis, dengan karakternya yang santun, toleran, dan mampu berdialog dengan keragaman," tegas Wamenag.
Menurutnya hal-hal yang bisa merusak sendi dan pilar bangsa yang telah dibangun para pendiri bangsa adalah sikap ekstimis dan faham ekstrimisme. Zainut menegaskan bahwa jangan sampe benih-benih faham tersebut dibiarkan berkembang di Indonesia.
"Ekstremisme niscaya akan merusak sendi-sendi keindonesiaan kita, jika dibiarkan tumbuh berkembang. Karenanya, moderasi beragama amat penting dijadikan cara pandang dan dikuatkan," sambungnya.
Sebab itu, menurut Zainut penguatan moderasi beragama sangat penting digencarkan. Zainut menjelaskan bersikap moderat bukan berarti melemahkan keyakinan atas agama yang dipeluk, namun lebih pada bersikap adil dan terbuka akan kebenaran sejauh masih menyangkut penafsiran.
Baca juga: Viral Video Wanita Berjilbab Nyanyi Lagu Rohani Suara Merdu, Netizen Ramai-ramai Beri Pujian
"Moderasi beragama bukan alasan bagi seseorang untuk tidak menjalankan ajaran agamanya secara serius. Sebaliknya, moderat dalam beragama tidak hanya berarti percaya diri dengan esensi ajaran agama yang dipeluknya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi juga berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir agama," urai Wamenag.
"Karakter moderasi beragama meniscayakan adanya keterbukaan, penerimaan, dan kerjasama dari masing-masing kelompok yang berbeda," lanjutnya.
Zainut melihat semangat moderasi beragama harus ditularkan pada para anak muda sebab merekalah yang akan menuruskan perjuangan bangsa kelak. Anak muda memiliki peran sangat penting dalam merawat Indonesia di masa yang akan datang.
"Para mahasiswa dan generasi muda adalah agen perubahan sekaligus promotor kebudayaan yang dapat memajukan peradaban menuju Indonesia Maju," tandasnya.
Hal tersebut disampaikan Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi dalam acara pelantikan dewan Pengurus Pusat Generasi Muda Pembaharu Indonesia (Gempar) periode 2021-2026. Turut hadir dalam pelantikan ini, Ketua Umum DPP Gempar Yohannes Harry Sirait, Romo Beny Susetyo, Pdt. Yohannes Nahuway dan Pimpinan DPD Gempar seluruh Indonesia, serta sejumlah pendeta dan tokoh agama.