Hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di Laut Bali bagian utara berhasil menyita perhatian publik di dalam negeri bahkan luar negeri. Hal ini terlihat dari sejumlah negara mengirimkan bantuan pencarian terhadap kapal selam tersebut.
Terlihat juga di media sosial dihebohkan dengan kedalaman Laut Bali di lokasi hilangnya kapal selam itu hampir setinggi Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab. Menara tertinggi di dunia itu memiliki tinggi 828 meter. Adapun, kedalaman Laut Bali mencapai 700 meter.
Baca Juga: Aksi Heroik Polisi Gendong Ibu Hamil yang Jatuh di Jalan Berlubang
Seperti diketahui, Burj Khalifa adalah sebuah pencakar langit di Dubai yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 2.717 kaki atau 828 meter.
Berdasarkan cacatan Wikipedia, Burj Khalifa adalah bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. Dimulai dari melewati ketinggian Taipei 101 sebagai bangunan tertinggi di dunia pada 21 Juli 2007.
Pada 12 September 2007, Burj Khalifa berhasil melewati ketinggian CN Tower sebagai struktur bebas (tanpa penyangga) tertinggi di dunia dan pada 7 April 2008 struktur tertinggi di dunia dari Menara KVLY-TV yang berada di Blanchard, North Dakota, Amerika Serikat berhasil dilewati.
Baca Juga: Fakta-fakta Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 hingga Dinyatakan Tenggelam
Struktur tertinggi yang pernah dibuat oleh manusia, Menara Radio Warsawa 645,4 m (2.120 kaki) dibuat pada 1974, tetapi runtuh pada saat renovasi pada 1991 dan berhasil dilewati pada 1 September 2008.
Adapun, palung Laut Bali memiliki kedalaman sekitar 700 meter. Palung tersebut terhubung dengan laut Flores dan Lombok yang memiliki kedalaman hingga 1.300 meter.
Diberitakan sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL itu telah dinyatakan tenggelam.
Baca Juga: Arti Subsunk dan On Enternal Patrol, Istilah yang Dipakai dalam Tahapan Pencarian KRI Nanggala-402
KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam setelah melewati waktu 72 jam sejak dinyatakan hilang kontak. Pasalnya, bila waktu tersebut sudah terlewati maka batas ketersediaan oksigen di Nanggala telah habis. Ditambah lagi dengan temuan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik.
"Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam. Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRTI Nanggala," ujar Hadi dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).