Fakta-fakta Menarik Efek Buruk yang Dialami Relawan Vaksin Nusantara

Fakta-fakta Menarik Efek Buruk yang Dialami Relawan Vaksin Nusantara

Yuli Nopiyanti
2021-04-15 14:12:34
Fakta-fakta Menarik Efek Buruk yang Dialami Relawan Vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara belum bisa lanjut ke tahap uji klinis lanjutan (Foto:Dok.Pixabay)

Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, belum bisa lanjut ke tahap uji klinis lanjutan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Vaksin nusantara ini menjadi bahan perbincangan lantaran berbasis sel dendritik, pengerjaan vaksin yang dianggap rumit, serta harga yang relatif dibandingkan yang lainnya oleh para peneliti.

Lebih lanjut baru-baru ini  efek sampingnya ringan hingga berat itu diumumkan Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

Baca Juga: Gelar Pertemuan Bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Jokowi: Kasus Covid-19 di Indonesia Membaik

Fakta-fakta menarik efek buruk vaksin nusantara dirangkum correcto.id dari berbagai sumber:

1. Vaksin Nusan Tara Awalnya Bernama Vaksin Joglosemar


Vaksin Nusantara digarap oleh PT Rama Emerald Multi Sukses. Humas Rama Pharma menyebut, teknologi dendritik didapat dari kerjasama dengan AIVITA Biomedical Inc. asal California, AS.

Namun, produksi dan distribusinya dilakukan secara independen mengandalkan alat dan bahan yang dipasok sendiri.

Adapun penelitian Vaksin Nusantara dilakukan oleh peneliti dari RSUP dr Kariadi Semarang, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

2. Relawan Vaksin Nusantara Mengalami Efek Samping Ringan Hingga Berat


Kepala BPOM Penny K Lukito mengungkap dari data evaluasi uji klinis tahap I bahwa sebanyak 71,4 persen relawan vaksin Nusantara mengalami Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD).

"Sebanyak 20 dari 28 subjek mengalami KTD, meskipun dalam grade 1 dan 2," ujarnya.

Selain itu terdapat KTD grade 3 pada enam subjek dengan rincian, yaitu satu subjek mengalami hipernatremia, dua subjek mengalami peningkatan blood urea nitrogen (BUN) dan tiga subjek mengalami peningkatan kolesterol.

Baca Juga: Fakta-fakta Jakarta Duduki Posisi Ke-20 Kota Termahal di Dunia

3. Vaksin Nusantara Berbasis Sel Dendritik 

Vaksin nusantara disebut sebagai vaksin personal berbasi sel dendritik. 

Menurut ahli biologi molukuler Indonesia, Ahmad Utomo menjelaskan bahwa vaksin konvensional termasuk vaksin Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, dan sebagainya mengandalkan sel dendritik yang sudah ada di dalam tubuh manusia.

Berbeda dengan vaksin konvensional lainnya, vaksin Nusantara dibuat dengan mengeluarkan sel dendritik dari dalam tubuh, kemudian memasukkannya lagi. 

Cara mengeluarkan sel dendritik, ahli akan mengambil darah orang yang akan divaksin.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30