Menguak karma politik SBY dalam kasus kongres luar biasa Partai Demokrat. Ternyata hal tersebut dikaitkan dengan tindakan politik SBY terhadap Gus Dur hingga Anas Urbaningrum.
Kata karma sempat trending di media sosial Twitter. Karma tersebut dikaitkan dengan tindakan politik SBY saat masih menjabat sebagai Presiden ke-6 RI terhadap PKB Gus Dur vs Muhaimin, dan kudeta kepemimpinan Anas Urbaningrum.
Baca juga: Deretan Mitos Mengandung Mistis Masih Dipercaya Warga Yogyakarta
Karma PKB Gus Dur
Saat itu SBY telah membiarkan terjadinya dualisme PKB, kubu Gus Dur hasil muktamar Parung vs Muhaimin hasil muktamar Ancol. Hal tersebut disinggung langsung oleh Mahfud MD.
"Sama jg dgn sikap Pemerintahan Pak SBY ketika (2008) tdk melakukan pelarangan saat ada PKB versi Parung (Gus Dur) dan versi Ancol (Cak Imin). Alasannya, itu urusan internal parpol," tulis Menkopolhukam Mahfud MD di akun Twitternya.
Lebih dari itu, Menurut Ahmad Arizal selaku DPW Barikade Gus Dur Jawa Timur menerangkan bahwa telah terjadi karma politik terhadap SBY sebab tindakan masa lalunya.
SBY diduga telah membiarkan dualisme hingga akhirnya memihak pada Muhaimin dalam merebut kepemimpinan Gus Dur atas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hal ini dilakukan SBY demi kepentingan politiknya maju sebagai calon presiden periode kedua tahun 2009.
Baca juga: Moeldoko Disebut Prajurit Kacang Lupa Kulit, Pernah Dipercaya SBY Jadi Panglima TNI
Kudeta kepemimpinan Anas Urbaninrum
Gaduh KLB Partai Demokrat juga dikaitkan dengan karma politik SBY atas tindakannya lakukan kudeta kepemimpinan Anas Urbaningrum tahun 2013. Bahkan Sri Mulyono loyalis Anas menerangkan bahwa SBY adalah guru KLB dan kudeta.
Sri menerangkan bahwa pada tahun 2013, SBY telah melakukan tindakan arogan dengan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari kepemimpinan sah Anas Urbaningrum. Cara-cara yang dilakukan SBY saat itu dinilai Sri tidak konstitusional dan menyalahi aturan AD/ ART partai. Kini tindakan masa lalunya tersebut berbuah karma politik KLB Partai Demokrat Deli Serdang.