Ahli Universitas Hasanuddin atau Unhas menjelaskan potensi dan penyebab disertai alasan bencana alam selalu melanda Indonesia.
Dalam penjelasannya, ahli sekaligus dosen di Unhas, Adi Maulana menjelaskan Indonesia terbentuk oleh berbagai macam teknik. Mulai dari hidrometeorologi hingga teknik geologi.
Pernyataan ini dikatakan oleh Adi Maulana dalam sebuah diskusi bertema 'Bencana di Negeri Cincin Negeri Api' yang diseleggarakan secara online oleh Akademi Ilmuwan Muda Indonesia atau ALMI pada Rabu 10 Januari 2021.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182, Bukan Karena Faktor Alam
Dalam pemaparannya, Adi Maulana mengatakan, Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan terbentuk dari sebuah proses evolusi yang diakibatkan oleh pergerakan tektonik, dan pergerakan lempeng bumi selama beberapa puluh juta tahun.
Pria yang akrab disapa Adi ini mengatakan, pergerakan tektonik terjadi karena arus konveksi yang berada di dalam perut bumi atau bisa juga terjadi adanya lempeng yang bergerak saling bersinggungan menjauh atau pun mendekat.
Akibatnya, hasil dari pergerakan tektonik ini mengakibatkan terjadinya gempa, gunung berapi, tanah longsor hingga Tsunami.
Selain itu, pergerakan tektonik itu juga menyebabkan terjadinya penggunungan dan datarang tinggi.
Indoensia sendiri berada diantara lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Lempeng-lempeng tersebutlah, kata Adi, yang menyebabkan terjadinya sejumlah bencana alam di Indonesia. Seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi dan tsunami.
Pengertian Cincin Api
Indonesia juga terkenal dengan istilah negara yang berada di jalur cincin api.
Lebih lanjut, dosen Unhas ini mengatakan istilah tersebut merupakan jejeran keberadaan gunung berapi di Indonesia akibat bertemu dengan lempeng Eurasia dengan Indo-Australia yang saling beradu satu sama lain.
Baca Juga: Potret dan Pesona Cantik Melisa Hartanto, Kontestan Indonesian Idol Kerap Curi Perhatian Juri
Cincin api tersebut, Adi Mulyana menjelaskan terdapat 50 km di sumatera dan 100 km di pulau Jawa. Jika disatukan, akan membentuk garis yang menyerupai sebuah cincin.
Bencana di Garis Khatulistiwa
Selain diuntungkan berada di garis khatulistiwa, Indonesia juga harus menerima konsekuensi sejumlah bencana yang datang. Seperti El Nino dan La Nina.
Dengan kata lain, Indonesia sangat rawan bencana hidrometeorologi.
Sekedar informasi, menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, selama 2020 Indonesia telah mengalami 2.939 bencana alam atau 8 bencana alam dalam sehari.