Cerita Misteri Watu Blorok di Mojokerto, Dianggap Keramat dan Dihuni Roro Wilis dan Joko Welas

Cerita Misteri Watu Blorok di Mojokerto, Dianggap Keramat dan Dihuni Roro Wilis dan Joko Welas

Ekel Suranta Sembiring
2021-01-04 21:28:08
Cerita Misteri Watu Blorok di Mojokerto, Dianggap Keramat dan Dihuni Roro Wilis dan Joko Welas
Watu Blorok di Mojokerto (foto: detik)

Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, terdapat sebuah batu bernama Watu Blorok memiliki cerita misteri. Batu ini dianggap keramat sehingga masih menjadi tempat ritual untuk berbagai tujuan.

Watu Blorok berada persis di tepi jalan penghubung Mojokerto dengan Gresik. Tepatnya sekitar 100 meter dari permukiman penduduk Dusun Pasinan, Desa Kupang. Tak sedikit pengendara membunyikan klakson saat melewati batu tersebut.

"Membunyikan klakson sudah menjadi kebiasaan warga sini saat lewat Watu Blorok. Itu sebagai tanda permisi ke para penghuni yang tidak kasat mata," kata Musawamah, warga Dusun Pasinan.

Baca Juga: Cerita Misteri Kuburan Dempul Kediri, Dihuni Makhluk Halus dan Terlarang Bagi Santri

Musawamah menjelaskan masyarakat Kupang masih meyakini mitos keangkeran Watu Blorok dan hutan di sekitarnya. Kawasan hutan tersebut juga dinamai dengan Watu Blorok. Sejumlah kecelakaan di jalur yang membelah hutan itu diyakini karena gangguan makhluk gaib.

"Ada yang mengaku setirnya direbut makhluk gaib hingga celaka, ada juga yang terjatuh karena mengindari bayangan putih yang melintas. Biasanya karena lewat tidak permisi," ujar ibu dua anak ini.

Di era modern saat ini, lanjut Musawamah, masih banyak orang yang menggelar ritual di Watu Blorok dengan beragam tujuan. Sisa-sisa ritual memang nampak di lokasi. Mulai dari kembang yang berceceran di atas batu, hingga dupa yang belum habis terbakar.

Warga setempat juga memegang tradisi serupa. Rombongan pengantin biasa melempar uang koin atau ayam saat melintasi Watu Blorok supaya selamat sampai tujuan. Selain itu, warga yang menggelar hajatan biasa mengirim sesaji ke Watu Blorok agar acaranya lancar dan keluarganya selamat.

Baca Juga: Kisah Misteri Nenek Tua Penjual Kol dan Maung Bungkeleukan di Gunung Guntur Garut

"Bukannya musyrik, tapi menghormati nenek moyang. Keberadaan kita saat ini karena para pendahulu kita," terangnya.

Mitos keangkeran Watu Blorok konon terkait sosok Roro Wilis dan Joko Welas. Yakni keturunan kesatria Majapahit yang dikutuk menjadi batu. Kedua nama tersebut diyakini warga setempat menjadi penghuni dua batu di jalur Mojokerto-Gresik tersebut.

Salah seorang warga yang dituakan di Dusun Pasinan Sauji (86) menjelaskan, Watu Blorok dikeramatkan sejak sekitar tahun 1956. Itu berawal dari para petani yang gagal panen karena tanaman mereka pada masa itu dirusak babi hutan.

"Dulu hutan Watu Blorok ditanami sengon, bawahnya ditanami palawija, seperti jagung dan cabai. Saat itu warga Kupang menanam tanpa selamatan. Tanamannya dirusak babi hutan. Setelah kenduri di Watu Blorok, hasil panennya bagus," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Mistis Tarno Sang Penggali Kubur, Pernah Dikeloni Hantu

Tradisi kenduri di Watu Blorok, kata Sauji, ditinggalkan warga sejak sekitar tahun 1965. Hingga kini tidak ada masalah serius yang terjadi pada tanaman para petani lokal. Namun, beberapa kebiasaan masih dilakukan warga sampai saat ini.

"Pengendara kalau sembrono bakal kecelakaan. Makanya banyak yang meyakini kalau melintas membunyikan klakson, ada juga yang menaburkan kembang. Saat hajatan juga mengirim sesaji ke Watu Blorok," tegas kakek 4 cucu ini.

Kepala Desa Kupang Andridi menambahkan, kini tinggal beberapa tradisi saja yang dipertahankan warganya. Yaitu membunyikan klakson saat melintas dan rombongan pengantin membuang uang koin dan ayam di Watu Blorok agar selamat sampai tujuan.

"Kalau ritual, kebanyakan orang luar desa ini. Tujuannya macam-macam," tandasnya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30