Setelah resmi dilantik sebagai Mensos oleh Presiden Jokowi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bakal melakukan sejumlah langkah di awal masa jabatannya.
Pasalnya Dalam sambungan video call dengan awak media di Surabaya, Risma mengaku hal paling pertama yang bakal ia kerjakan adalah pembenahan data penerima bantuan sosial (bansos).
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Lantik 6 Menteri dan 5 Wakil Menteri di Istana Negara
Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi adanya kesalahan.
"Gimana data itu bisa kesalahan dan error-nya rendah. Itu yang pertama, karena geraknya melalui data," ujar Risma.
Selain itu Risma juga akan membuat gebrakan dengan mengubah pola penyaluran bansos dari tunai menjadi via transfer, sebagaimana yang diperintahkan Presiden Jokowi.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu mengungkapkan bahwa Jokowi ingin agar penyaluran bantuan tidak lagi dilakukan secara tunai, melainkan dilakukan dengan mekanisme transfer.
"Kemudian tadi presiden menyampaikan tidak ada lagi pakai bentuk tunai-tunai begitu, jadi modelnya sudah transfer-transfer gitu," ucapnya.
Selain itu, Risma sudah memiliki ancang-ancang untuk melakukan pemberdayaan kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Caranya adalah dengan mengekstraksi program yang telah ia lakukan selama sepuluh tahun menjabat sebagai wali kota Surabaya.
"Jadi (masyarakat) bukan hanya menerima bantuan, tapi kita ajarkan mereka berdaya, kayak (program) Pahlawan Ekonomi, Kampung Anak Negeri," ujar Risma.
Sebab, Risma mengaku bahwa Jokowi sendiri mendukung program yang bakal ia kerjakan selama mengemban jabatan sebagai Mensos.
Baca Juga: Rekam Jejak Tri Risma yang Duduki Kursi Menteri Sosial
"Kata Pak Presiden, 'enggak apa-apa Bu Risma, Bu Risma kan sudah pengalaman di Surabaya jadi wali kota'," kata Risma.
Disisi lain, Risma juga mengatakan bahwa untuk memperlancar upayanya melakukan pemberdayaan sosial, ia mengaku siap menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Kan bisa caranya. Nanti aku kerja sama dengan perguruan tinggi di daerah masing-masing, jadi misalkan kalau di Papua dengan Universitas Cendrawasih. Nanti monitoring dan evaluasinya bisa terjaga, sehingga outputnya bisa kelihatan, bisa terukur," ujar Risma.