Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH, PhD membuat harum nama Indonesia di dunia. Hal ini disebabkan, dia mampu menurunkan kasus demam berdarah (DBD) di beberapa kota besar di Indonesia.
Profesor dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Adi Utarini telah berjuang puluhan tahun meneliti nyamuk untuk menekan demam berdarah mengantarkannya dinobatkan sebagai satu dari 10 ilmuwan berpengaruh dunia oleh jurnal ilmiah, Nature.
Baca Juga: Biografi dan Profil Lengkap Prof. dr. Adi Utarini yang Mampu Turunkan Kasus DBD
Berikut deretan penghargaan Prof. dr. Adi Utarini yang mampu turunkan kasus DBD:
Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D adalah seorang dokter yang juga berprofesi sebagai dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Lahir di Yogyakarta, 4 Juni 1965. Adi Utarini menempuh pendidikan dokter di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan meraih gelar dokternya pada tahun 1989.
Adi Utarini melanjutkan program Master of Science in Mother and Child Health, Institute of Child Health di University of London, UK (British Council awards) pada tahun 1994, kemudian menempuh program Master of Public Health di Umea University, Sweden (STINT awards) pada tahun 1998 dan Doctor of Philosophy, Umea University, Sweden (STINT and TDR awards) pada tahun 2002.
Baca Juga: Dunia Akui Prestasi Imuwan Indonesia Bidang Pemberantasan Demam Berdarah hingga 77 Persen
Pada tahun 2011 Adi Utarini tercatat pernah menjadi Anggota Tim Rekruitmen Direktur dan Ketua Komite Informasi Kesehatan Badan Mutu Pelayanan Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian pada tahun 2012 ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan kerjasama Fakultas Universitas Gadjah Mada.
Pada tahun 2014 Adi Utarini memperoleh Tanda Kehormatan Satyalncana Karya Satya XX. Setahun kemudian yaitu pada 2015, ia dipercaya menjabat sebagai Anggota Dewan Riset Nasional Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan menjabat hingga tahun 2017.
Selain bidang akademik, penulis juga menekuni bidang musik, khususnya sebagai pianis. Beberapa konser musik yang telah diselenggarakan antara lain konser amal Life, Passion, and Music (Mei 2018), konser amal Sedjiwa Setjinta (Oktober 2018), serta home concerts. Buku ini merupakan buku kelima.
Buku pertama berjudul Hospital Management (2009); buku kedua mengungkapkan sisi kehidupan di bidang musik, berjudul Akademisi yang Merayakan Musik (2018); buku ketiga ditulis bersama tim penelitian World Mosquito Program Yogyakarta berjudul Besanan Nyamuk (2019); dan buku keempat berjudul Duo Piano (2019).