Beberapa kalangan meragukan keampuhan vaksin corona Sinovac ampuh cegah corona. Menanggapi hal Itu, Head of Coporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan meminta hingga uji klisis fase 3 selesai.
"Terkait dengan efikasi untuk melihat persisnya efikasi ini kita harus menunggu sampai dengan berakhirnya uji klinis fase 3," terang Iwan Setiawan saat konferensi pers virtual, Selasa 8 Desember 2020.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan uji klinis fase 3 akan diketahui pada Januari 2021 mendatang.
Baca Juga: Pemerintah Gandeng Banyak Pihak Pastikan Vaksin Corona Aman, Termasuk MUI
Irwan menjelaskan dalam tahap pengembangan vaksin dikenal istilah imunogenisitas dan efikasi, kedua istilah ini sama pentingnya.
Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin untuk merangsang pembuatam antibodi.
Tapi apakah antibodi yang sudah terbentuk itu bisa melindungi dari corona, maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
"Nah, itu yang akan membedakan, akan dibuktikannya setelah nanti di bulan Januari 2021 nanti. Apakah betul-betul memberikan antibodi atau kekebalan? Tetapi juga yang terpenting efektif atau memberikan proteksi terhadap orang yang divaksin itu," papar Irwan.
Itulah mengapa uji klinis tahap 3 memerlukan 3 kali periode pemantauan, 1 bulan pertama setelah penyuntikkan, 3 bulan setelah penyuntikkan dan 6 bulan setelah penyuntikkan.
Setelah 6 bulan penyuntikkan, bisa dilihat antibodi bisa melindungi tubuh atau tidak.
Baca Juga: Vaksin Corona Datang, Satgas Tegaskan Protokol Kesehatan Sangat Penting
Soal keamanan vaksin corona Sinovac, pemerintah melalui Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menggandeng banyak pihak termasuk MUI untuk memastikan keamanan vaksin corona Sinovac.
Dalam hal ini, pemerintah menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komite Nasional Penilai Obat dan ITAGI yang akan memastikan aspek keamanan, efektivitas, dan mutu vaksin corona Sinovac yang baru tiba Minggu 6 Desember 2020, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengawal kehalalan vaksin tersebut.