Menguak Isi Buku How Democracies Die yang Viral di Baca Anies Baswedan

Menguak Isi Buku How Democracies Die yang Viral di Baca Anies Baswedan

Yuli Nopiyanti
2020-11-24 08:36:01
Menguak Isi Buku How Democracies Die yang Viral di Baca Anies Baswedan
Anies Baswedan (Foto:Dok.Instagram/aniesbaswedan)

Menguak Isi Buku How Democracies Die yang tengah ramai diperbincangkan setelah dibaca oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Anies Baswedan kembali menjadi perbincangan karena mengunggah kegiatannya yang membaca buku sambil bersarung di media sosial. Netizen tak hanya menyorot kegiatan Gubernur DKI Jakarta tersebut, tetapi juga menyoroti judul buku yang dibacanya, yakni How Democracies Die karya Levitsky dan Ziblatt.

Baca Juga:Panglima TNI Tidak Meminta Turunkan Baliho Namun Tetap Dukung Perintah Pangdam Jaya

Buku ini menjelaskan seputar kematian sistem demokrasi dunia, mengingat sejumlah permasalahan politik, terutama di kawasan Amerika.

Dalam bukunya, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menjelaskan jika demokrasi ingin tetap sehat dan berfungsi, diperlukan sejumlah kepatuhan pada aturan tertentu serta kode etik pro-demokrasi.

How Democracies Die, karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt ini berisi tentang bagaimana para pemimpin terpilih dapat secara  bertahap menumbangkan proses demokrasi untuk meningkatkan kekuasaan mereka. Demokrasi bisa mati bukan karena kudeta militer saja, namun dapat melalui seorang pemimpin otoriter.

Uraian dalam buku tersebut mencakup demokrasi pada era kekuasaan rezim pemerintahan selama abad 20 dan 21. Levitsky dan Ziblatt memaparkan bagaimana berbagai cabang pemerintahan dalam suatu sistem dengan pemisahan kekuasan yang mendapat legitimasi untuk melemahkan kelompok lain atau oposisi.


Bahkan dalam menyusun buku tersebut, penulis juga meneliti dinamika politik dalam negeri Amerika Serikat, Pilpres AS 2016 serta semasa pemerintahan Donald Trump. Levitsky dan Ziblatt mendedikasikan banyak bab khusus tentang demokrasi Amerika Serikat, Presiden Donald Trump, dan pemilihan presiden 2016.

Kematian demokrasi suatu negara yang digambarkan oleh Levitsky dan Ziblatt dicirikan dalam sejumlah tanda-tanda.

"Tanda bahaya itu adalah ketika seorang politisi mencoba untuk mendiskreditkan lawannya secara palsu. Apakah seseorang membuat klaim yang tidak berdasar bahwa lawan harus dipenjara, atau merupakan musuh negara?"

Baca Juga: Semen Indonesia Sabet Tiga Penghargaan dalam Nusantara CSR Award 2020

"Tanda peringatan selanjutnya adalah toleransi, atau sikap mendorong terhadap penggunaan kekerasan. Apakah dia berbisnis dengan tokoh-tokoh mafia atau mendukung aksi orang militan?"

"Tanda terakhir adalah ungkapan keinginan untuk mereduksi hak-hak sipil seseorang atau lembaga, seperti tuntutan bahwa negara akan lebih baik tanpa kebebasan pers."

Jadi buku How Democracies Die juga memaparkan contoh kasus pergejolakan politik di sejumlah negara yang menunjukkan bagaimana cikal bakal kematian sebuah demokrasi sebagai sistem negara.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30