Vaksin Moderna, merupakan salah satu kandidat vaksin corona yang ada di dunia. Produsen Moderna yang berasal dari Jerman mengklaim vaksin buatannya telah akurat 94 persen dan siap dijual Rp 350 Ribu.
Kepala Eksekutif Stephane Bancel kepada mingguan Jerman Welt am Sonntag (WamS), mengatakan pihaknya akan mengenakan biaya kepada pemerintah antara US $ 25 (Rp 354 ribu) dan US $ 37 (Rp 524 ribu) per dosis kandidat vaksin corona, tergantung pada jumlah yang dipesan.
"Belum ada yang ditandatangani, tapi kami hampir mencapai kesepakatan dengan Komisi Uni Eropa. Kami ingin mengirimkannya ke Eropa dan sedang dalam pembicaraan konstruktif," kata Bancel kepada WamS. Ia juga menambahkan itu hanya "masalah hari" sampai kontrak akan siap dibuat.
Baca Juga: Jelang Vaknisasi Corona, Vaksinolog Ini Sebut Infrastruktur Vaksinasi RI Baik dan Memadai
Moderna mengklaim bahwa vaksin eksperimentalnya 94,5 persen efektif dalam mencegah corona, berdasarkan data sementara dari uji klinis tahap akhir, menjadi pengembang kedua yang melaporkan hasil yang jauh melebihi harapan setelah Pfizer dan mitranya BioNTech.
Vaksin Moderna sebelumnya telah diklaim memiliki tingkat kemanjuran hingga hampir 95 persen.
Hasilnya semakin meningkat dengan hasil serupa dari Pfizer, dan menambah keyakinan yang semakin besar bahwa vaksin dapat membantu mengakhiri pandemi.
Sebelumnya, vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan menjelang vaksinasi corona, infrastruktur vaksin di Indonesia sudah sangat baik dan memadai. Pernyataan ini datang setalah pengalaman Indonesia dalam produksi, distribusi, dan implementasi menunjukkan kemampuan infrastruktur ini.
Baca Juga: Erick Thohir Berjanji Vaksinasi Corona Akan Dilakukan Sangat Hati-Hati
Dia juga menyebut, infrastruktur vaksinasi di Indonesia ini sudah dapat menjangkau wilayah pelosok dan dapat dimanfaatkan untuk vaksinasi corona kelak. Sistem rantai dingin (cold chain) yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik.
Kemudian, Menteri BUMN berjanji vaksinasi corona akan dilakukan dengan sangat berhati-hati dan sesuai dengan sesuai standar WHO untuk mencegah segala kemungkinan yang tak diinginkan.
"Tentu seperti stigma Bapak Presiden (Jokowi) bahwa vaksinasi yang akan dilakukan di Indonesia pasti melakukan proses yang sangat hati-hati sesuai dengan standar WHO," ujar Erick dalam acara LUSTRUM XII IKA ITS Innovation Challenge and Business Summit 2020, Sabtu 21 November 2020.
Erick sangat optimistis proses vaksinasi bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu, dia mengharapkan angka penularan dan angka kematian akibat corona bisa terus ditekan sampai semua aktivitas bisa kembali berjalan seperti biasanya.