Seorang pria bernama Suyadi yang selalu mengatur lalu lintas di perlintasan rel kereta api Jalan Raya Kaligawe Semarang, memiliki kisah mistis.
Sudah 10 tahun ia istikomah menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) dalam menertibkan arus kendaraan di jalur itu.
Berbagai kisah penuh suka dan duka pernah ia alami. Tak hanya kerap mendapat cibiran lantaran dinilai mengganggu pengguna jalan, pengalaman berbau mistis pun sering ia dapatkan.
"Kebetulan saya yang dapat bagian jaga malam. Sudah sering merasakan ada sesuatu saat berjaga," terang dia.
Suyadi akhirnya menganggap hal biasa saat menemui hal janggal. Terlebih seusai terjadi kecelakaan di perlintasan rel tersebut yang biasa disebut daerah Palang oleh warga sekitar.
Meski tidak bisa memastikan waktunya, dia beberapa kali mendengar suara tangis seusai terjadi kecelakaan di kawasan tersebut.
Ada pula suara teriakan meminta tolong yang bila diamati tidak tampak siapa pun.
Baca Juga: Sosok Dewi Ratu Galuh, Istri Prabu Siliwangi
"Kalau dengar suara menangis dan berteriak sudah sering. Pernah waktu itu tujuh hari setelah terjadi kecelakaan di sini, ada yang menangis minta tolong. Waktu itu sekira pukul 12 malam Jumat dari arah sana," kata dia sembari menunjuk suatu lokasi yang dilalui rel kereta.
Meski merinding, Suyadi menganggap hal wajar baginya menemui kejadian mistis saat berjaga malam hari.
Ia mengaku tak menggubris suara-suara itu. Menurutnya, yang terpenting makhluk-makhluk astral itu tidak mengganggunya lebih jauh.
"Saya ya sudahlah, tidak saya cek. Yang penting tidak mengganggu saya. Orang tabrakan itu wajar (residunya gentayangan)," tutur dia.
Baca Juga: Deretan Tempat Angker di Solo, Cocok Tempat Uji Nyali
Menurut Suyadi, sering ada kejanggalan yang terasa sebelum terjadi kecelakaan seolah menjadi pertanda. Terlebih di saat bulan Suro.
Menurutnya, cukup sering ada korban jiwa pada bulan yang dihormati masyarakat Jawa itu.
"Sudah terasa (tandanya) sebelum ada kecelakaan. Terasa jalannya sepi, kayak dilenokke (seperti dialihkan), tahu-tahu sirine tidak bunyi. Kalau kejadian (kecelakaan) yang paling sering ketika bulan Suro," tandasnya.
Sumber: Tribun Jateng